Return to Video

Cara mengambil gambar lubang hitam

  • 0:02 - 0:03
    Dalam film Interstellar,
  • 0:03 - 0:06
    kita bisa melihat dengan jelas
    sebuah lubang hitam raksasa.
  • 0:07 - 0:09
    Dengan latar berupa gas bercahaya,
  • 0:09 - 0:12
    tarikan kuat gravitasi lubang hitam
    membelokkan cahaya membentuk cincin.
  • 0:12 - 0:15
    Namun, ini bukanlah gambaran sebenarnya,
  • 0:15 - 0:16
    tetapi hasil olahan grafis komputer.
  • 0:16 - 0:20
    Suatu interpretasi artistik dari
    tampilan lubang hitam yang memungkinkan.
  • 0:20 - 0:22
    Seratus tahun yang lalu,
  • 0:22 - 0:24
    Albert Einstein mempublikasikan
    teori relativitas umumnya.
  • 0:25 - 0:27
    Beberapa tahun kemudian,
  • 0:27 - 0:30
    ilmuwan menemukan banyak bukti
    yang mendukung teori tersebut.
  • 0:30 - 0:33
    Tetapi satu prediksi dari teori ini,
    lubang hitam,
  • 0:33 - 0:34
    belum diteliti secara langsung.
  • 0:35 - 0:38
    Walaupun kita memiliki sejumlah ide
    akan gambaran lubang hitam,
  • 0:38 - 0:41
    kita belum pernah mengambil fotonya
    secara langsung.
  • 0:41 - 0:45
    Namun, Anda mungkin akan terkejut
    mengetahui sebentar lagi itu akan berubah.
  • 0:45 - 0:49
    Kita mungkin dapat melihat foto pertama
    lubang hitam dalam dua tahun lagi.
  • 0:50 - 0:54
    Mendapatkan foto tersebut memerlukan
    tim ilmuwan internasional,
  • 0:54 - 0:55
    sebuah teleskop sebesar bumi,
  • 0:55 - 0:58
    dan sebuah algoritma untuk mengolah
    gambar akhir.
  • 0:58 - 1:02
    Walaupun saya belum bisa menunjukkan
    foto lubang hitam hari ini,
  • 1:02 - 1:05
    saya ingin menjelaskan sekilas
    tentang usaha yang dilakukan
  • 1:05 - 1:06
    untuk dapatkan foto pertama itu.
  • 1:07 - 1:09
    Nama saya Katie Bouman.
  • 1:09 - 1:11
    Saya adalah mahasiswa S3 di MIT.
  • 1:12 - 1:14
    Saya melakukan riset di lab sains komputer
  • 1:14 - 1:17
    untuk membuat komputer menganalisis
    gambar dan video.
  • 1:17 - 1:19
    Walaupun saya bukan ahli astronomi,
  • 1:19 - 1:20
    saya ingin menunjukkan
  • 1:20 - 1:23
    cara saya bisa berkontribusi
    pada proyek yang menarik ini.
  • 1:23 - 1:26
    Jika Anda melihat jauh melebihi
    cahaya lampu kota malam ini,
  • 1:26 - 1:29
    Anda mungkin dapat melihat
    pemandangan mengagumkan
  • 1:29 - 1:30
    dari Galaksi Bima Sakti.
  • 1:30 - 1:33
    Jika Anda perbesar gambar
    melebihi jutaan bintang
  • 1:33 - 1:36
    hingga 26.000 tahun cahaya
    di jantung Galaksi Bisa Sakti,
  • 1:36 - 1:39
    kita akan dapat menemukan gugusan bintang
    tepat di tengahnya.
  • 1:40 - 1:43
    Memandang melewati debu galaksi
    dengan teleskop inframerah,
  • 1:43 - 1:47
    astronom telah memperhatikan
    bintang-bintang tersebut selama 16 tahun.
  • 1:47 - 1:50
    Tetapi yang tidak terlihatlah
    yang sebenarnya paling mencengangkan.
  • 1:51 - 1:54
    Bintang-bintang itu tampak
    mengitari objek tidak terlihat.
  • 1:54 - 1:56
    Dengan mengikuti
    pergerakan bintang-bintang itu,
  • 1:56 - 1:57
    astronom dapat menyimpulkan
  • 1:57 - 2:01
    satu-satunya benda yang cukup
    kecil & berat yang mengakibatkan itu
  • 2:01 - 2:02
    adalah lubang hitam raksasa.
  • 2:02 - 2:07
    Objek yang begitu padat hingga menghisap
    apa pun yang melintas terlalu dekat,
  • 2:07 - 2:08
    bahkan cahaya.
  • 2:08 - 2:11
    Tapi apa yang terjadi ketika kita
    lebih memperbesarnya lagi?
  • 2:11 - 2:15
    Mungkinkah untuk melihat benda yang,
    secara logika, tidak mungkin dilihat?
  • 2:17 - 2:20
    Ternyata jika kita memperbesarnya sebesar
    panjang gelombang radio,
  • 2:20 - 2:22
    kita bisa melihat lingkaran cahaya
  • 2:22 - 2:24
    karena gravitasi membuat
    plasma panas menyelubung
  • 2:24 - 2:26
    menutupi sekitar lubang hitam.
  • 2:26 - 2:27
    Dengan kata lain,
  • 2:27 - 2:30
    lubang hitam membuat bayangan
    di balik material terang tersebut,
  • 2:30 - 2:32
    membentuk sebuah bola kegelapan.
  • 2:32 - 2:36
    Lingkaran terang ini menunjukkan
    horison peristiwa lubang hitam
  • 2:36 - 2:38
    di mana gravitasi menjadi begitu besar
  • 2:38 - 2:40
    bahkan cahaya pun tak bisa lolos.
  • 2:40 - 2:43
    Persamaan Einstein memprediksi
    ukuran dan bentuk lingkaran ini
  • 2:43 - 2:46
    sehingga mengambil gambarnya
    bukan hanya keren,
  • 2:46 - 2:48
    tapi juga bisa membuktikan
    persamaan tersebut berlaku
  • 2:48 - 2:51
    pada kondisi ekstrem
    di sekitar lubang hitam.
  • 2:51 - 2:53
    Namun, lubang hitam ini sangat jauh
    dari kita
  • 2:53 - 2:57
    sehingga lingkaran tersebut
    tampak sangat kecil dari Bumi.
  • 2:57 - 3:00
    Seukuran sebuah jeruk yang kita lihat
    di permukaan bulan.
  • 3:01 - 3:04
    Itu membuat pengambilan gambar
    menjadi sangat sulit.
  • 3:04 - 3:06
    Kenapa?
  • 3:07 - 3:09
    Karena sebuah persamaan yang sederhana.
  • 3:10 - 3:12
    Karena sebuah fenomena
    yang disebut difraksi,
  • 3:12 - 3:14
    ada batasan-batasan mendasar
  • 3:14 - 3:16
    tentang objek terkecil yang
    bisa kita lihat.
  • 3:17 - 3:20
    Persamaan ini menyatakan bahwa
    untuk melihat benda yang lebih kecil,
  • 3:20 - 3:23
    kita butuh teleskop yang lebih besar.
  • 3:23 - 3:26
    Tapi bahkan dengan
    teleskop optik terbaik di bumi,
  • 3:26 - 3:29
    kita belum mampu menghasilkan
    resolusi yang layak
  • 3:29 - 3:31
    untuk mengambil gambar permukaan bulan.
  • 3:31 - 3:34
    Saya akan tunjukkan resolusi tertinggi
    dari gambar bulan yang pernah diambil
  • 3:34 - 3:36
    dari bumi.
  • 3:36 - 3:38
    Gambar ini memuat sekitar 13.000 piksel
  • 3:38 - 3:43
    dan setiap piksel dapat memuat
    lebih dari 1,5 juta jeruk.
  • 3:43 - 3:46
    Jadi, seberapa besar teleskop
    yang kita butuhkan
  • 3:46 - 3:49
    untuk dapat melihat satu jeruk
    di permukaan bulan
  • 3:49 - 3:50
    dan juga lubang hitam?
  • 3:50 - 3:52
    Ternyata dengan melakukan perhitungan,
  • 3:53 - 3:55
    Anda bisa menghitung dengan mudah
    bahwa kita butuh teleskop
  • 3:55 - 3:57
    yang seukuran dengan Bumi.
  • 3:57 - 3:58
    (Tawa)
  • 3:58 - 4:00
    Jika kita bisa membuat teleskop itu,
  • 4:00 - 4:03
    kita bisa paling tidak mengenali
    lingkaran cahaya tersebut
  • 4:03 - 4:05
    yang merupakan horison peristiwa
    lubang hitam.
  • 4:05 - 4:08
    Walau gambar itu tidak akan
    memuat detail yang kita lihat
  • 4:08 - 4:10
    pada gambar olahan komputer,
  • 4:10 - 4:12
    itu memungkinkan kita melihat
    penampakan pertama
  • 4:12 - 4:14
    lingkungan di sekitar lubang hitam.
  • 4:14 - 4:16
    Namun, bisa Anda bayangkan,
  • 4:16 - 4:19
    membuat sebuah teleskop seukuran bumi
    adalah tidak mungkin.
  • 4:20 - 4:22
    Tetapi seperti yang dikatakan Mick Jagger
  • 4:22 - 4:23
    "Anda tak selalu bisa dapat semuanya,
  • 4:23 - 4:26
    tetapi jika mencoba,
    bisa saja Anda mendapat
  • 4:26 - 4:27
    apa yang Anda butuhkan."
  • 4:27 - 4:29
    Dengan menghubungkan teleskop-teleskop
    di dunia,
  • 4:29 - 4:33
    sebuah kolaborasi internasional bernama
    Event Horizon Telescope
  • 4:33 - 4:36
    membuat teleskop komputasional
    seukuran Bumi
  • 4:36 - 4:38
    yang mampu membentuk struktur
  • 4:38 - 4:40
    berskala horison peristiwa lubang hitam.
  • 4:40 - 4:43
    Jaringan teleskop ini rencananya
    akan mengambil gambar pertama
  • 4:43 - 4:45
    dari lubang hitam tahun depan.
  • 4:45 - 4:49
    Setiap teleskop dalam jaringan tersebut
    akan bekerja bersama.
  • 4:49 - 4:51
    Terhubung dengan waktu yang presisi
    menggunakan jam atom
  • 4:51 - 4:54
    dan tim peneliti di setiap teleskop
    menangkap cahaya
  • 4:54 - 4:56
    dengan mengumpulkan ribuan terabita data.
  • 4:57 - 5:01
    Data itu kemudian diproses
    di sebuah laboratorium di Massachussets.
  • 5:02 - 5:04
    Bagaimana mungkin itu dapat dilakukan?
  • 5:04 - 5:07
    Ingat, jika kita ingin melihat
    lubang hitam di pusat tata surya kita,
  • 5:07 - 5:10
    kita perlu membangun teleskop raksasa
    seukuran Bumi?
  • 5:10 - 5:12
    Mari kita bayangkan bahwa
    kita bisa membangun
  • 5:12 - 5:14
    sebuah teleskop sebesar Bumi.
  • 5:14 - 5:18
    Hal ini ibarat mengubah bumi
    menjadi bola disko raksasa yang berputar.
  • 5:19 - 5:21
    Setiap cermin akan mengumpulkan cahaya
  • 5:21 - 5:23
    yang bisa kami satukan hingga membentuk
    sebuah gambar.
  • 5:23 - 5:26
    Namun, katakanlah kita membuang
    sebagian besar cermin itu
  • 5:26 - 5:28
    hanya sedikit yang tersisa.
  • 5:28 - 5:31
    Kita masih bisa mencoba
    mengombinasikan informasi ini,
  • 5:31 - 5:33
    tetapi kini ada banyak lubang.
  • 5:33 - 5:37
    Cermin yang tersisa merepresentasikan
    lokasi teleskop kita.
  • 5:37 - 5:42
    Ini hanya sejumlah kecil pengukuran
    untuk membuat gambar.
  • 5:42 - 5:45
    Tetapi walau kami mengumpulkan cahaya
    di beberapa lokasi teleskop,
  • 5:45 - 5:48
    ketika bumi berputar, kami mendapati
    pengukuran baru.
  • 5:49 - 5:53
    Dengan kata lain, seperti bola disko,
    cermin tersebut bisa mengubah lokasi
  • 5:53 - 5:55
    dan kami bisa melihat
    bagian lain dari gambar.
  • 5:56 - 6:00
    Algoritma gambar yang kami kembangkan
    mengisi kekosongan bola disko
  • 6:00 - 6:02
    untuk merekonstruksi
    gambar dasar lubang hitam.
  • 6:03 - 6:05
    Jika kami punya teleskop
    di semua tempat di dunia
  • 6:05 - 6:07
    atau di seluruh bagian bola disko,
  • 6:07 - 6:09
    ini masalah kecil.
  • 6:09 - 6:12
    Tetapi kami hanya dapati sejumlah contoh,
    dan oleh karena itu,
  • 6:12 - 6:14
    ada banyak sekali kemungkinan gambar
  • 6:14 - 6:17
    yang sangat konsisten
    dengan pengukuran teleskop kami.
  • 6:17 - 6:20
    Tetapi, tidak semua gambar sama.
  • 6:21 - 6:25
    Beberapa tampak seperti
    apa yang kami harapkan.
  • 6:25 - 6:29
    Maka, peran saya dalam
    mengambil gambar pertama lubang hitam
  • 6:29 - 6:32
    adalah mendesain algoritma
    yang menemukan gambar paling logis
  • 6:32 - 6:34
    dan juga cocok dengan pengukuran teleskop.
  • 6:35 - 6:39
    Seperti halnya seniman sketsa forensik
    memakai deskripsi terbatas
  • 6:39 - 6:42
    untuk membuat gambar menggunakan
    pengetahuan struktur wajah mereka,
  • 6:42 - 6:46
    algoritma gambar yang saya kembangkan
    memakai data teleskop terbatas kami
  • 6:46 - 6:49
    sebagai panduan membuat gambar
    seperti alam semesta kita.
  • 6:50 - 6:54
    Memakai algoritma ini,
    kami dapat menggabungkan gambar
  • 6:54 - 6:56
    dari data yang jarang dan kabur ini.
  • 6:56 - 7:00
    Saya tunjukkan contoh rekonstruksi
    menggunakan data yang disimulasi
  • 7:00 - 7:02
    ketika kita mencoba mengarahkan teleskop
  • 7:02 - 7:04
    ke lubang hitam di tengah galaksi kita.
  • 7:05 - 7:09
    Walau ini hanya simulasi,
    rekonstruksi seperti ini memberi harapan
  • 7:09 - 7:13
    bahwa kita akan bisa mengambil
    gambar pertama lubang hitam segera
  • 7:13 - 7:15
    dan dari itu, menentukan ukuran cincinnya.
  • 7:16 - 7:19
    Walau saya senang menceritakan
    algoritma ini dengan detail,
  • 7:19 - 7:22
    Anda beruntung saya tak punya waktu.
  • 7:22 - 7:24
    Tetapi saya akan beri gambaran singkat
  • 7:24 - 7:26
    bagaimana definisi kami
    tampak alam semesta kita
  • 7:26 - 7:30
    dan cara kami memakainya untuk
    rekonstruksi dan mengonfirmasi hasilnya.
  • 7:30 - 7:33
    Karena ada banyak gambar yang memungkinkan
  • 7:33 - 7:35
    yang sangat cocok
    dengan pengukuran teleskop kami,
  • 7:35 - 7:37
    kami harus memilih di antaranya.
  • 7:38 - 7:40
    Kami lakukan dengan mengurutkan gambar
  • 7:40 - 7:43
    berdasarkan kecocokannya
    menjadi gambar lubang hitam
  • 7:43 - 7:45
    lalu memilih satu yang paling cocok.
  • 7:45 - 7:47
    Apa sesungguhnya yang saya maksud?
  • 7:48 - 7:50
    Katakanlah kita mencoba membuat model
  • 7:50 - 7:53
    yang menentukan kemungkinan suatu gambar
    muncul di Facebook.
  • 7:53 - 7:55
    Mungkin kita mau model itu berkata
  • 7:55 - 7:58
    tidak mungkin seseorang akan mempos
    gambar tidak jelas di kiri ini
  • 7:58 - 8:02
    dan sangat mungkin seseorang
    mempos swafoto seperti di kanan ini.
  • 8:02 - 8:04
    Gambar di tengah kabur.
  • 8:04 - 8:07
    Jadi, walau mungkin kita melihatnya
    di Facebook dibanding gambar tak jelas,
  • 8:07 - 8:10
    mungkin lebih tak mungkin kita melihatnya
    dibanding swafoto.
  • 8:11 - 8:13
    Tetapi dalam kasus gambar lubang hitam,
  • 8:13 - 8:16
    kami menghadapi masalah
    kami tak pernah melihat lubang hitam.
  • 8:17 - 8:19
    Lalu, apa yang mirip
    dengan gambar lubang hitam
  • 8:19 - 8:22
    dan asumsi apa yang kami pakai
    untuk struktur lubang hitam?
  • 8:22 - 8:24
    Kami bisa memakai gambar
    dari simulasi kami,
  • 8:24 - 8:27
    seperti gambar lubang hitam
    di Interstellar,
  • 8:27 - 8:30
    tetapi jika kami lakukan,
    akan menimbulkan masalah serius.
  • 8:30 - 8:33
    Apa yang akan terjadi
    jika teori Einstein tergoyahkan?
  • 8:34 - 8:37
    Kami masih ingin merekonstruksi
    gambar akurat dari yang sebenarnya.
  • 8:38 - 8:41
    Jika kita taruh persamaan Einstein
    terlalu banyak di algoritma kami,
  • 8:41 - 8:43
    kami akan melihat apa yang kami harapkan.
  • 8:43 - 8:46
    Dengan kata lain,
    kami ingin banyak pilihan terbuka
  • 8:46 - 8:49
    seperti ada gajah raksasa
    di pusat galaksi kita.
  • 8:49 - 8:50
    (Tawa)
  • 8:50 - 8:53
    Berbagai tipe gambar memiliki
    fitur yang khas.
  • 8:53 - 8:56
    Kami bisa menyatakan perbedaan
    antara gambar simulasi lubang hitam
  • 8:56 - 8:59
    dan gambar yang kami ambil
    tiap hari di bumi.
  • 8:59 - 9:02
    Kami ingin algoritma kami
    tahu seperti apa gambarnya
  • 9:02 - 9:05
    tanpa terlalu memaksakan satu tipe gambar.
  • 9:06 - 9:08
    Satu cara kami melakukannya
  • 9:08 - 9:11
    adalah dengan memasukkan fitur-fitur
    bagian yang berbeda dari gambar
  • 9:11 - 9:15
    dan melihat bagaimana tipe gambar
    asumsi kami mempengaruhi rekonstruksi.
  • 9:16 - 9:19
    Jika semua tipe gambar memproduksi
    gambar yang mirip,
  • 9:19 - 9:21
    maka kami bisa mulai yakin
  • 9:21 - 9:25
    bahwa asumsi gambar kami
    tidak membuat gambar ini sangat bias.
  • 9:26 - 9:28
    Ini seperti memberi deskripsi yang sama
  • 9:29 - 9:32
    ke tiga seniman sketsa dari seluruh dunia.
  • 9:32 - 9:34
    Jika mereka membuat wajah
    yang semuanya mirip,
  • 9:34 - 9:36
    maka kita bisa mulai percaya
  • 9:36 - 9:39
    bahwa mereka tidak memaksakan
    bias kebudayaan mereka pada gambar.
  • 9:40 - 9:43
    Satu cara kita bisa memaksakan
    fitur-fitur berbagai gambar adalah
  • 9:43 - 9:46
    menggunakan bagian gambar yang ada.
  • 9:46 - 9:48
    Jadi, kami mengumpulkan banyak gambar
  • 9:48 - 9:51
    dan memecahnya jadi gambar-gambar kecil.
  • 9:51 - 9:55
    Lalu kami bisa anggap gambar kecil itu
    seperti keping teka-teki.
  • 9:55 - 10:00
    Kemudian kami gabungkan
    kepingan yang cocok menjadi gambar
  • 10:00 - 10:02
    yang juga cocok dengan
    pengukuran teleskop kami.
  • 10:03 - 10:06
    Beragamnya tipe gambar memiliki
    padanan kepingannya sendiri.
  • 10:07 - 10:10
    Apa yang terjadi jika
    kami mengambil data yang sama
  • 10:10 - 10:13
    tetapi menggunakan kepingan yang berbeda
    untuk merekonstruksi gambar?
  • 10:14 - 10:18
    Mari mulai dengan simulasi gambar
    kepingan teka-teki lubang hitam.
  • 10:18 - 10:20
    Ini tampak masuk akal.
  • 10:20 - 10:23
    Ini mirip dengan gambaran kita
    akan gambar lubang hitam.
  • 10:23 - 10:24
    Tetapi apa itu hasil dari
  • 10:24 - 10:27
    memberikan sejumlah kecil
    potongan gambar simulasi lubang hitam?
  • 10:27 - 10:29
    Mari coba kepingan lainnya
  • 10:29 - 10:32
    dari objek astronomis bukan lubang hitam.
  • 10:33 - 10:35
    Kita mendapat gambar yang mirip.
  • 10:35 - 10:37
    Lalu bagaimana dengan kepingan
    gambar sehari-hari,
  • 10:37 - 10:40
    seperti gambar yang Anda ambil
    dari kamera pribadi?
  • 10:41 - 10:43
    Bagus, gambarnya sama.
  • 10:43 - 10:47
    Saat kita mendapat gambar yang sama
    dari kepingan gambar yang berbeda,
  • 10:47 - 10:49
    maka kami bisa mulai yakin
  • 10:49 - 10:51
    asumsi gambar yang kami buat
  • 10:51 - 10:53
    tidak memiliki bias yang besar
    untuk gambar akhirnya.
  • 10:54 - 10:57
    Hal lain yang bisa dilakukan adalah
    mengambil kepingan yang sama,
  • 10:57 - 11:00
    seperti gambar dari hal sehari-hari,
  • 11:00 - 11:03
    dan pakai untuk rekonstruksi
    berbagai berbagai jenis gambar sumber.
  • 11:03 - 11:05
    Dalam simulasi kami,
  • 11:05 - 11:08
    kami anggap lubang hitam tampak seperti
    objek astonomis bukan lubang hitam
  • 11:08 - 11:12
    dan gambar hal sehari-hari tampak seperti
    gajah di tengah galaksi kita.
  • 11:12 - 11:15
    Saat hasil algoritma kami
    di bawah tampak sangat mirip
  • 11:15 - 11:18
    dengan gambar hasil simulasi di atas,
  • 11:18 - 11:20
    maka kami mulai yakin pada algoritma kami.
  • 11:21 - 11:23
    Saya ingin menekankan
  • 11:23 - 11:25
    bahwa semua gambar ini dibuat
  • 11:25 - 11:27
    dengan menyatukan kepingan kecil
    foto hal sehari-hari,
  • 11:27 - 11:30
    seperti gambar yang Anda ambil
    dari kamera pribadi.
  • 11:30 - 11:33
    Jadi, gambar lubang hitam
    yang belum pernah kita lihat
  • 11:33 - 11:37
    mungkin dapat dibuat dengan menyatukan
    gambar yang kita lihat sepanjang waktu,
  • 11:37 - 11:40
    seperti orang, bangunan, pohon,
    kucing, dan anjing.
  • 11:40 - 11:43
    Ide gambaran seperti ini membuat kami bisa
  • 11:43 - 11:45
    mengambil gambar pertama lubang hitam
  • 11:45 - 11:48
    dan semoga bisa membuktikan
    teori terkenal itu
  • 11:48 - 11:50
    yang diandalkan para ilmuwan
    sehari-sehari.
  • 11:50 - 11:53
    Tetapi tentu saja,
    keberhasilan kreasi gambar seperti ini
  • 11:53 - 11:56
    takkan mungkin tanpa
    tim peneliti luar biasa
  • 11:56 - 11:58
    dan saya merasa terhormat
    bekerja dengan mereka.
  • 11:58 - 11:59
    Saya masih merasa takjub
  • 11:59 - 12:03
    walau saya memulai proyek ini
    tanpa latar belakang astrofisika,
  • 12:03 - 12:05
    tetapi pencapaian kami
    melalui kolaborasi unik ini
  • 12:05 - 12:08
    menghasilkan gambar lubang hitam pertama.
  • 12:08 - 12:11
    Kesuksesan proyek besar
    seperti Event Horizon Telescope
  • 12:11 - 12:14
    karena semua kontribusi
    keahlian interdisiplin
  • 12:14 - 12:15
    dari berbagai orang di tim kami.
  • 12:15 - 12:17
    Kami kumpulan astronom,
  • 12:17 - 12:19
    fisikawan, matematikawan, dan insinyur.
  • 12:19 - 12:22
    Ini faktor yang menjadikan
    hal yang tak mungkin
  • 12:22 - 12:24
    dapat mungkin terjadi.
  • 12:25 - 12:27
    Saya ingin mendorong Anda semua keluar
  • 12:27 - 12:30
    dan membantu mendorong batasan
    ilmu pengetahuan
  • 12:30 - 12:33
    walau awalnya tampak misterius bagi Anda
    seperti lubang hitam.
  • 12:33 - 12:34
    Terima kasih.
  • 12:34 - 12:37
    (Tepuk tangan)
Title:
Cara mengambil gambar lubang hitam
Speaker:
Katie Bouman
Description:

Di jantung Galaksi Bima Sakti, terdapat sebuah lubang hitam raksasa yang mengonsumsi cincin gas panas yang berputar, menghisap apa pun yang melintas terlalu dekat, bahkan cahaya. Kita tidak bisa melihatnya, tetapi horizon peristiwa ini menyebabkan bayangan dan gambar dari bayangan itu dapat menjawab sejumlah pertanyaan penting mengenai alam semesta. Para ilmuwan dahulu berpikir bahwa memproduksi gambar itu akan membutuhkan teleskop sebesar bumi, hingga Katie Bouman dan suatu tim astronom mengutarakan sebuah alternatif yang cerdas. Pelajari bagaimana kita bisa melihat kegelapan yang absolut.

more » « less
Video Language:
English
Team:
closed TED
Project:
TEDTalks
Duration:
12:51

Indonesian subtitles

Revisions