Mengapa dunia tidak dipenuhi oleh kotoran? - Eleanor Slade dan Paul Manning

Lihat pelajaran lengkapnya: https://ed.ted.com/lessons/why-isn-t-the-world-covered-in-poop-eleanor-slade-and-paul-manning

Setiap harinya, hewan menghasilkan kotoran sebanyak volume air yang mengalir di atas air terjun Victoria. Tetapi mengapa planet ini tidak dipenuhi oleh kotoran itu? Berterimakasihlah kepada kumbang tinja rendah hati karena mereka telah memakan sisa-sisa makanan itu. Eleanor Slade dan Paul Manning menjelaskan bagaimana serangga yang gagah berani ini bekerja cepat menangani kotoran yang tak ada habisnya.

Pelajaran oleh Eleanor Slade dan Paul Manning, animasi oleh Anton Bogaty.

[Kumbang tinja masuk ke bar.
"Apakah kursi ini kosong?"]

Mungkin saat ini di dekatmu,
seekor binatang sedang buang air besar.

Faktanya, setiap hari hewan
menghasilkan tinja yang setara

dengan volume air yang mengalir
di air terjun Victoria.

Tetapi mengapa planet ini
tidak tertimbun oleh kotoran?

Berterimakasihlah kepada kumbang tinja
yang bersedia memakan sisa-sisa itu.

Mampu mengubur tinja seukuran 250 kali
berat badan mereka dalam satu malam,

kumbang pemberani ini bekerja menangani
tinja yang tak ada habisnya.

Ada lebih dari 7.000 spesies
kumbang tinja tersebar di enam benua

—di mana saja kecuali Antartika.

Tugas pertama kumbang tinja
adalah menemukan lokasi tinja.

Sebagian kumbang hidup di daerah anus
hewan yang berukuran besar,

siap untuk melompat saat
hewan itu buang air besar.

Ada juga yang melacak tinja
yang ditinggalkan oleh hewan.

Setumpuk kotoran gajah bisa menarik
4.000 kumbang dalam 15 menit.

Maka, ketika kumbang menemukan tinja,

ia harus bekerja cepat untuk menyisihkan
sebagian tinja untuk dirinya.

Sebagian besar spesies kumbang tinja
dapat dibagi menjadi tiga kelompok utama:

penggulung,

penggali terowongan,

dan penetap.

Tipe penggulung memahat bola tinja,
lalu menggunakan kaki belakang mereka

untuk cepat-cepat mendorongnya
menjauh dari pesaing mereka.

Calon-calon pasangan
berlompatan ke atas bola,

dan setelah pembuat bola
memilih salah satunya,

pasangan kumbang itu menggali
untuk mengubur bola tinja.

Setelah terkubur, betina meletakkan
satu telur di dalam bola tinja.

Tipe penggali terowongan
punya cara berbeda.

Setelah menggali di bawah tumpukan,
mereka menyeret tinja ke dalam tanah

dan mengemasnya menjadi gumpalan
yang dikenal sebagai bola eram,

bola tinja,

atau "sosis" tinja, tergantung pada
bentuk dan ukurannya.

Kumbang penggali jantan memiliki
susunan tanduk yang mencolok

untuk bertarung demi menguasai
terowongan ini,

yang mereka jaga hingga si betina
meletakkan telurnya.

Sebagian pejantan menghindari perkelahian
dengan menyaru betina yang tak bertanduk

dan menyelinap ke terowongan untuk kawin
sementara si penjaga tak melihat.

Kelompok kumbang kotoran
yang ketiga, tipe penetap,

memilih cara yang paling mudah,

bertelur langsung di tumpukan tinja.

Cara ini membuat anakan mereka
lebih rawan terhadap pemangsa

dibandingkan pada penggali
terowongan dan penggulung.

Selagi larva makan, mereka membentuk
lubang dan terowongan pada tinja,

meninggalkan sisa-sisa yang dengan cepat
ditumbuhi bakteri dan jamur hingga lapuk.

Di dalam terowongan, bola, atau
tumpukan tinja itu, begitu larva menetas,

mereka mengkonsumsi tinja sampai
akhirnya bermetamorfosis menjadi pupa

dan kemudian menjadi kumbang dewasa.

Selain membersihkan kotoran,
tindakan kumbang ini

memiliki peran ekologis
yang cukup besar.

Salah satunya, mereka berfungsi sebagai
penyebar biji sekunder.

Tinja dari monyet,

babi liar,

dan hewan lainnya penuh dengan biji
dari buah yang mereka makan.

Ketika kumbang mengubur
bola tinja mereka,

mereka tanpa sengaja melindungi
benih-benih ini dari pemangsa

dan meningkatkan kemungkinan
tumbuhan itu untuk berkecambah.

Manfaat dari hal ini sungguh besar
sehingga satu tanaman Afrika Selatan

telah berevolusi untuk menghasilkan biji
yang terlihat dan bau seperti kotoran

untuk mengelabui kumbang agar menguburnya.

Kumbang tinja juga memainkan peran
penting dalam sistem pertanian.

Ternak, seperti sapi dan domba,
menghasilkan kotoran dalam jumlah besar,

yang mengandung nutrisi
yang bisa menguntungkan tanaman.

Kumbang itu memecah kotoran
dan menguburnya jauh ke dalam tanah,

mengantarkan nutrisi
sampai ke dekat akar tanaman.

Jasa mereka kepada petani diperkirakan
senilai $380 juta setahun di AS

dan £367 juta setahun di Inggris.

Kumbang tinja bahkan dapat membantu kita
melawan pemanasan global

dengan mengurangi emisi gas rumah kaca
yang terkait dengan pertanian.

Karena kotoran ternak miskin oksigen,
mikroba yang hidup di sana

menghasilkan metana,
suatu gas rumah kaca yang kuat.

Kumbang meningkatkan pasokan oksigen
melalui terowongan yang dibuatnya,

sehingga mencegah mikroba
dari menghasilkan metana.

Kumbang tinja menyebarkan biji,

membantu para petani,

serta menekan perubahan iklim

—dan melakukan semua itu cukup dengan
menjalankan apa yang menjadi tugasnya.

Mungkin lain kali jika kamu bertemu
beberapa kotoran di hutan atau ladang,

Kamu akan tergoda untuk
mengamati dengan lebih jeli.