Bagaimana konten porno mengubah cara remaja berpikir tentang seks
-
0:00 - 0:04[Pembicaraan ini mengandung konten dewasa]
-
0:05 - 0:06Enam tahun lalu,
-
0:07 - 0:11Saya menemukan sesuatu yang ilmuwan
ingin ketahui selama bertahun-tahun. -
0:12 - 0:14Bagaimana Anda menarik perhatian
-
0:14 - 0:17sekelompok remaja yang sangat bosan?
-
0:18 - 0:21Yang harus Anda lakukan
hanya menyebut kata pornografi. -
0:22 - 0:23(Tertawa)
-
0:23 - 0:24Biarkan saya bercerita
-
0:25 - 0:29Pada 2012, saya duduk di ruangan yang
penuh dengan siswa sekolah menengah -
0:29 - 0:32yang hadir pada program
sepulang sekolah di Boston. -
0:32 - 0:34Dan tugas saya, sebagai
pembicara tamu hari itu, -
0:34 - 0:37adalah menginspirasi mereka untuk
berpikir tentang menariknya -
0:37 - 0:39memiliki karier di bidang
kesehatan. -
0:40 - 0:41Masalahnya adalah,
-
0:41 - 0:43ketika saya melihat wajah mereka,
-
0:43 - 0:46saya bisa melihat mata mereka kosong,
-
0:46 - 0:48dan mereka tidak berniat mendengarkan.
-
0:48 - 0:49Bahkan tidak masalah saya memakai
-
0:49 - 0:53apa yang saya pikir pakaian keren saya
hari itu. -
0:53 - 0:56Saya baru saja kehilangan penonton saya.
-
0:56 - 0:59Lalu, satu dari dua orang dewasa
yang bekerja untuk program itu berkata, -
0:59 - 1:02"Bukankah kamu melakukan
penelitian tentang pornografi? -
1:02 - 1:04Mungkin beritahu mereka tentang itu."
-
1:05 - 1:08Tiba-tiba, ruangan itu penuh dengan
siswa sekolah menengah -
1:08 - 1:11meledak penuh tawa, tos.
-
1:11 - 1:14Saya pikir ada beberapa ,
teriakan yang keras. -
1:14 - 1:18Dan yang dilakukan hanyalah
mengatakan satu kata - pornografi. -
1:18 - 1:21Momen itu akan menjadi bukti
titik balik yang penting -
1:21 - 1:24bagi saya dan misi profesional saya
dalam mencari solusi -
1:24 - 1:26untuk mengakhiri kekerasan kencan
dan seksual. -
1:26 - 1:29Pada saat itu, saya sudah bekerja
lebih dari satu dekade -
1:29 - 1:33pada masalah kekerasan kencan
yang tampaknya sulit dipecahkan ini. -
1:33 - 1:36Data dari Pusat AS untuk Pengendalian
dan Pencegahan Penyakit -
1:36 - 1:41menunjukkan bahwa satu dari lima
remaja di sekolah menengah atas -
1:41 - 1:44mengalami pelecehan fisik dan/atau seksual
-
1:44 - 1:47oleh mitra kencan setiap tahunnya di AS.
-
1:47 - 1:50Itu membuat kekerasan saat berkencan
lebih umum -
1:50 - 1:53daripada dirundung di sekolah,
-
1:53 - 1:55secara serius mempertimbangkan bunuh diri,
-
1:55 - 1:57atau bahkan vaping,
-
1:57 - 1:59pada populasi yang sama.
-
1:59 - 2:01Tetapi solusinya terbukti sulit dipahami.
-
2:01 - 2:03Dan saya bekerja dengan tim peneliti
-
2:03 - 2:06yang sedang berburu jawaban baru
atas pertanyaan: -
2:06 - 2:10Apa penyebab penyalahgunaan kencan
dan bagaimana kita menghentikannya? -
2:11 - 2:14Salah satu studi penelitian yang
kami kerjakan pada saat itu -
2:14 - 2:17kebetulan termasuk beberapa
pertanyaan tentang pornografi. -
2:17 - 2:21Dan sesuatu yang tidak terduga
muncul dari temuan kami. -
2:21 - 2:25Sebelas persen remaja perempuan
dalam sampel kami -
2:25 - 2:28melaporkan bahwa mereka pernah
dipaksa atau diancam -
2:28 - 2:31melakukan hal-hal seksual yang
pelaku lihat dalam pornografi. -
2:32 - 2:33Itu membuat penasaran
-
2:34 - 2:39Apakah pornografi yang harus disalahkan
untuk persentase kekerasan dalam pacaran? -
2:39 - 2:43Atau lebih seperti kebetulan bahwa
pengguna pornografi -
2:43 - 2:48juga menjadi lebih mungkin berada
dalam hubungan yang tidak sehat? -
2:48 - 2:51Saya menyelidiki dengan membaca
segala sesuatu yang saya bisa -
2:51 - 2:52dari literatur ulasan rekan,
-
2:52 - 2:55dan melalui penelitian saya sendiri
-
2:55 - 2:56Saya ingin tahu
-
2:56 - 2:59media seksual eksplisit apa yang
ditonton anak-anak muda, -
2:59 - 3:00dan seberapa sering dan mengapa,
-
3:00 - 3:02lihat jika saya bisa menyatukanya
-
3:02 - 3:05jika itu bagian dari alasan
bahwa untuk banyak dari mereka -
3:05 - 3:08berpacaran rupanya menjadi tidak sehat.
-
3:08 - 3:12Ketika saya membaca, saya mencoba
untuk tetap berpikiran terbuka, -
3:12 - 3:15meskipun ada banyak anggota masyarakat
-
3:15 - 3:17yang sudah menetapkan pikiran mereka
tentang masalah ini. -
3:17 - 3:21Mengapa saya harus tetap berpikiran
terbuka tentang pornografi? -
3:21 - 3:24Baik, saya seorang ilmuwan sosial terlatih
-
3:24 - 3:27jadi itu tugas saya untuk
bersikap objektif. -
3:27 - 3:30Tapi saya juga orang yang
disebut seks-positif. -
3:30 - 3:34Itu artinya saya mendukung
sepenuhnya hak seseorang -
3:34 - 3:38untuk menikmati kehidupan seks apa pun dan
kepuasan seksualitas yang mereka temukan, -
3:38 - 3:40tidak peduli apa pun yang terlibat,
-
3:40 - 3:43selama itu termasuk persetujuan antusias
-
3:43 - 3:45dari semua pihak yang terlibat.
-
3:45 - 3:51Maksudnya, saya pribadi tidak
cenderung untuk menonton pornografi. -
3:51 - 3:53Saya pernah melihat beberapa,
tidak terlalu bekerja untukku -
3:53 - 3:56Dan sebagai ibu dua anak
yang akan segera remaja, -
3:56 - 3:58Saya memiliki kekhawatiran sendiri
-
3:58 - 4:01tentang bagaimana pornografi
dapat mempengaruhi mereka. -
4:02 - 4:05Saya perhatikan bahwa ketika
ada banyak orang -
4:05 - 4:06yang mengecam pornografi,
-
4:06 - 4:09ada juga orang yang merupakan
pembela yang gigih -
4:09 - 4:10karena berbagai alasan.
-
4:10 - 4:13Jadi dalam eksplorasi ilmiah saya,
-
4:13 - 4:16Saya benar-benar mencoba memahami
-
4:16 - 4:21Apakah pornografi buruk bagi Anda
atau apakah itu baik untuk Anda? -
4:21 - 4:25Apakah itu misoginis atau memberdayakan?
-
4:25 - 4:29Dan tidak ada satu jawaban tunggal
yang muncul dengan jelas. -
4:30 - 4:33Ada satu studi longitudinal
yang membuat saya benar-benar khawatir, -
4:33 - 4:36itu menunjukkan bahwa remaja
yang melihat pornografi -
4:36 - 4:40kemudian lebih mungkin untuk
melakukan kekerasan seksual. -
4:40 - 4:41Tetapi desain penelitian
-
4:41 - 4:44tidak memungkinkan untuk
definitif kesimpulan kausal. -
4:44 - 4:47Dan ada penelitian lain
yang tidak menemukan -
4:48 - 4:49bahwa penggunaan pornografi pada remaja
-
4:49 - 4:52dikaitkan dengan hasil negatif tertentu.
-
4:52 - 4:55Meskipun ada penelitian lain
yang menemukan hal itu. -
4:55 - 4:57Tapi saat saya bicara dengan ahli lainnya
-
4:57 - 5:02saya merasakan tekanan luar biasa
untuk memilih sisi tentang pornografi. -
5:02 - 5:04Bergabung dengan tim satu atau yang lain.
-
5:04 - 5:07Saya bahkan diberitahu bahwa itu
adalah pikiran lemah saya -
5:07 - 5:11untuk tidak bisa memilih satu jawaban
yang benar tentang pornografi. -
5:12 - 5:13Dan itu rumit,
-
5:13 - 5:16karena ada industri
-
5:16 - 5:20yang memanfaatkan ketertarikan penonton
-
5:20 - 5:25untuk melihat wanita, khususnya,
tidak hanya berhubungan seks, -
5:25 - 5:29tetapi dicekik, disumpal, ditampar,
-
5:29 - 5:33diludahi, diejakulasi,
-
5:33 - 5:37disebut nama yang merendahkan
berulang-ulang saat berhubungan seks, -
5:37 - 5:39dan tidak selalu jelas dengan
persetujuan mereka -
5:39 - 5:43Kebanyakan orang akan setuju bahwa
kita memiliki masalah serius -
5:43 - 5:47dengan kebencian kepada wanita, kekerasan
sensual dan pemerkosaan di negara ini, -
5:47 - 5:52dan mungkin pornografi tidak
membantu dengan semua itu. -
5:52 - 5:55Dan masalah yang sangat penting
bagi saya adalah -
5:55 - 5:56bahwa selama lebih dari seabad,
-
5:56 - 6:00posisi anti-pornografi telah digunakan
sebagai alasan -
6:00 - 6:04untuk melakukan diskriminasi
terhadap kaum gay dan lesbian -
6:04 - 6:07atau orang yang memiliki
kegemaran seksual unik atau aneh. -
6:07 - 6:09Jadi saya bisa melihat mengapa,
di satu sisi -
6:09 - 6:13kami mungkin sangat khawatir tentang
pesan yang dikirim pornografi, -
6:13 - 6:14dan di sisi lain,
-
6:14 - 6:19mengapa kita mungkin terlalu khawatir
tentang terlalu berlebihan mendakwanya. -
6:19 - 6:20Selama dua tahun ke depan,
-
6:20 - 6:25saya melihat ke setiap ketakutan,
klaim mengerikan yang bisa saya temukan -
6:25 - 6:30tentang usia rata-rata di mana seseorang
pertama kali melihat pornografi, -
6:30 - 6:33atau apa yang terjadi pada otak mereka
atau seksualitas mereka. -
6:33 - 6:36Inilah yang harus saya laporkan kembali.
-
6:36 - 6:40pornografi gratis, online, mainstream,
-
6:40 - 6:42itulah jenis yang paling disukai remaja
untuk dilihat, -
6:42 - 6:46Ini adalah bentuk yang benar-benar
mengerikan dari pendidikan seks. -
6:46 - 6:52(Tertawa)
-
6:52 - 6:56(Tepuk tangan)
-
6:56 - 7:00Tapi itu memang bukan tujuannya.
-
7:00 - 7:05Dan itu mungkin tidak langsung
meracuni pikiran mereka -
7:05 - 7:08atau mengubah mereka menjadi
pengguna kompulsif -
7:08 - 7:11seperti yang dikatakan beberapa
penyebar ideologi. -
7:11 - 7:15Sudah jarang orang yang tidak melihat
pornografi di masa muda mereka. -
7:15 - 7:17Pada saat mereka berusia 18 tahun,
-
7:18 - 7:2293 persen pria perguruan tinggi tahun
pertama dan 62 persen perempuan -
7:22 - 7:25telah melihat pornografi setidaknya sekali
-
7:25 - 7:27Dan meskipun orang suka mengatakan
-
7:27 - 7:31bahwa internet telah membuat
pornografi ada di mana-mana, -
7:31 - 7:34atau pada dasarnya menjamin
bahwa setiap anak muda -
7:34 - 7:38yang memegang smartphone
pasti akan melihat pornografi, -
7:38 - 7:40data tidak benar-benar mendukungnya.
-
7:40 - 7:44Studi representatif secara nasional
menemukan bahwa pada tahun 2000 -
7:44 - 7:4816% dari remaja berusia 10 hingga 13 tahun
-
7:48 - 7:51diaporkan bahwa mereka melihat
pornografi dalam setahun terakhir -
7:51 - 7:54Dan pada 2010, angka itu telah meningkat.
-
7:54 - 7:56Namun hanya sampai 30 persen.
-
7:56 - 7:58Jadi itu bukan semua orang.
-
7:58 - 8:02Masalah kami dengan remaja dan
tindak kekerasan seksual -
8:02 - 8:05bukan hanya karena pornografi.
-
8:05 - 8:06Faktanya, penelitian terbaru
-
8:06 - 8:10menemukan bahwa remaja lebih
cenderung melihat gambar seksual -
8:10 - 8:13di media lain selain pornografi.
-
8:14 - 8:16Pikirkan tentang semua video game seksual,
-
8:16 - 8:19atau acara TV, atau video musik.
-
8:19 - 8:25Dan itu bisa jadi paparan untuk aliran
media kekerasan yang stabil -
8:25 - 8:29yang bukan atau sebagai tambahan untuk
gambar seksual -
8:29 - 8:31yang menyebabkan masalah pada kita.
-
8:31 - 8:36Dengan berfokus pada potensi bahaya
pornografi saja, -
8:36 - 8:40kita mungkin mengalihkan perhatian
kita dari masalah yang lebih besar. -
8:40 - 8:44Atau kehilangan akar penyebab dari
kekerasan saat kencan dan seksual, -
8:44 - 8:47yang merupakan krisis kesehatan
masyarakat yang sebenarnya. -
8:47 - 8:50Artinya, bahkan penelitian saya sendiri
-
8:50 - 8:54menunjukkan bahwa para remaja
beralih ke pornografi -
8:54 - 8:56untuk pendidikan dan pengetahuan
mengenai seks. -
8:56 - 8:59Dan itu karena mereka
tidak dapat menemukan -
8:59 - 9:02informasi yang nyata dan dapat
diandalkan di tempat lain. -
9:02 - 9:05Kurang dari 50% negara bagian
di Amerika Serikat -
9:05 - 9:09mengharuskan pendidikan seks
untuk diajarkan di sekolah, -
9:09 - 9:12termasuk bagaimana cara untuk
mencegah pemaksaan seks. -
9:12 - 9:14Dan kurang dari setengah negara bagian itu
-
9:14 - 9:19mensyaratkan bahwa informasi yang
diberikan akurat secara medis. -
9:20 - 9:23Jadi dalam program sepulang
sekolah di Boston, -
9:23 - 9:25anak-anak itu sangat ingin
bicara tentang seks -
9:25 - 9:28dan mereka sangat ingin
berbicara tentang pornografi. -
9:28 - 9:30Dan mereka ingin membicarakan hal-hal itu
-
9:30 - 9:34jauh lebih dari keinginan mereka bicara
tentang kencan atau kekerasan seksual -
9:34 - 9:35Jadi kami sadar,
-
9:35 - 9:39kami bisa membahas semua topik yang
sama dengan yang biasanya kita bicarakan -
9:39 - 9:42dengan kedok pendidikan
hubungan yang sehat -
9:42 - 9:45seperti, apa definisi persetujuan seksual?
-
9:45 - 9:49Atau, bagaimana Anda tahu jika Anda
menyakiti seseorang saat berhubungan seks? -
9:49 - 9:53Apa batasan sehat yang harus dimiliki
ketika Anda menggoda orang lain? -
9:53 - 9:56Semua hal yang sama ini bisa
kita diskusikan -
9:56 - 9:59dengan menggunakan pornografi
sebagai titik awal -
9:59 - 10:01untuk pembicaraan kita.
-
10:01 - 10:04Ini seperti ketika orang dewasa memberi
anak-anak camilan seperti brownies, -
10:04 - 10:08tapi diam-diam membuat zucchini
atau sesuatu yang sehat di dalamnya -
10:08 - 10:09(Tertawa)
-
10:09 - 10:13Kita bisa berbicara dengan anak-anak
tentang hal-hal yang sehat, -
10:13 - 10:15hal-hal yang baik untuk Anda,
-
10:15 - 10:17tapi sembunyikan di dalam
percakapan itu tentang sesuatu -
10:17 - 10:20yang mereka pikir mereka ingin bicarakan.
-
10:20 - 10:22Kami juga menemukan sesuatu
-
10:22 - 10:25Bahwa kami tidak perlu memulai
untuk mencari tahu, -
10:25 - 10:29di mana ada cara yang fantastis untuk
memulai percakapan dengan para remaja -
10:29 - 10:31tentang pornografi.
-
10:31 - 10:33Dan itu adalah,
-
10:33 - 10:36menjaga percakapan yang benar untuk sains.
-
10:36 - 10:39Akui apa yang kita ketahui dan
yang tidak kita ketahui -
10:39 - 10:41tentang dampak dari pornografi.
-
10:41 - 10:45Bicara tentang di mana
ada hasil yang beragam -
10:45 - 10:49atau di mana ada kelemahan
dalam studi yang telah dilakukan. -
10:49 - 10:52Undang remaja
untuk menjadi konsumen yang kritis -
10:52 - 10:55dari literatur penelitian pornografi,
-
10:55 - 10:58serta tentang pornografi itu sendiri.
-
10:58 - 11:01Itu sangat cocok
untuk perkembangan remaja. -
11:01 - 11:04Para remaja suka mempertanyakan banyak hal
-
11:04 - 11:07dan mereka suka bila diajak
untuk berpikir bagi diri mereka sendiri. -
11:07 - 11:10Dan kami menyadari sejak mulai
bereksperimen, -
11:10 - 11:14mengajar beberapa kelas melalui
persetujuan, hormat dan pornografi, -
11:14 - 11:20yang berusaha menakuti remaja
kepada sudut pandang tertentu -
11:20 - 11:26atau menghentikan argumen satu sisi
mereka tentang pornografi -
11:26 - 11:30Tidak hanya mungkin tidak berhasil,
-
11:30 - 11:34tetapi benar-benar bukan contoh
jenis perilaku hormat, -
11:34 - 11:37perilaku konsensual yang kami ingin
mereka pelajari. -
11:37 - 11:41Jadi pendekatan kami, apa yang kami
sebut literasi pornografi, -
11:41 - 11:45adalah tentang menyajikan kebenaran
tentang pornografi -
11:45 - 11:47sejauh pengetahuan kita,
-
11:47 - 11:51mengingat bahwa ada basis bukti
yang terus berubah. -
11:51 - 11:55Ketika orang-orang mendengar bahwa
kami mengajar 9 sesi, kelas 18 jam -
11:55 - 11:58dalam literasi pornografi untuk remaja,
-
11:58 - 12:01Saya pikir mereka berpikir bahwa
kita mendudukkan anak-anak -
12:01 - 12:03dan berusaha menunjukkan mereka
cara menonton pornografi, -
12:03 - 12:06padahal bukan itu yang kami lakukan.
-
12:06 - 12:09Atau bahwa kami adalah bagian dari
kelompok aktivis anti-pornografi -
12:09 - 12:12yang berusaha meyakinkan mereka
jika pernah melihat pornografi, -
12:12 - 12:15itu akan jadi hal buruk nomor satu
bagi kesehatan mereka. -
12:15 - 12:17Dan bukan itu saja.
-
12:17 - 12:21Bahan rahasia kami
adalah bahwa kami tidak menghakimi. -
12:21 - 12:24Kami tidak berpikir bahwa remaja
harus menonton pornografi. -
12:24 - 12:29Tetapi, di atas semua itu, kami ingin
mereka menjadi pemikir yang kritis, -
12:29 - 12:31mengapa dan kapan mereka melihatnya.
-
12:31 - 12:32Dan kami telah belajar,
-
12:32 - 12:36dari jumlah permintaan
untuk kurikulum dan pelatihan kami, -
12:36 - 12:39dari seluruh AS dan sekitarnya,
-
12:39 - 12:42bahwa ada banyak orang tua
dan banyak guru -
12:42 - 12:46yang benar-benar menginginkan
ini lebih bernuansa -
12:46 - 12:50dan percakapan yang realistis
dengan remaja tentang pornografi. -
12:50 - 12:55Kami sudah mendapat permintaan
dari Utah ke Vermont, -
12:55 - 12:57ke Alabama, ke Hawaii.
-
12:58 - 13:00Jadi dalam program sepulang sekolah itu,
-
13:00 - 13:05apa yang saya lihat, adalah dari menit
kami menyebutkan kata pornografi, -
13:05 - 13:08anak-anak itu sudah siap
untuk melompat ke depan-belakang -
13:08 - 13:12tentang apa yang mereka lihat dan
yang tidak ingin dilihat pada pornografi, -
13:12 - 13:16dan apa yang mereka lakukan dan
tidak ingin lakukan selama seks. -
13:16 - 13:18Dan apa yang merendahkan bagi wanita
-
13:18 - 13:22atau tidak adil bagi pria atau rasis,
semuanya. -
13:22 - 13:24Dan mereka membuat beberapa
poin yang sangat canggih. -
13:24 - 13:28Tepatnya hal-hal seperti itu yang kami
ingin mereka bicarakan -
13:28 - 13:30sebagai aktivis pencegahan kekerasan.
-
13:31 - 13:36Dan sebagai guru,kita mungkin meninggalkan
kelas suatu hari dan berpikir, -
13:36 - 13:39"Sangat menyedihkan bahwa
ada satu bocah lelaki di kelas kami -
13:39 - 13:44yang menganggap bahwa semua wanita
mengalami orgasme dari seks anal. " -
13:45 - 13:48Dan kita mungkin meninggalkan kelas
minggu berikutnya dan berpikir, -
13:48 - 13:52"Aku benar-benar senang di sana ada
satu anak di kelas kami yang gay, -
13:52 - 13:58yang berkata bahwa melihat seksualitasnya
terwakili dalam pornografi -
13:58 - 13:59menyelamatkan hidupnya. "
-
13:59 - 14:02Atau, "Ada satu gadis di kelas kita
-
14:02 - 14:05yang mengatakan bahwa dia merasa
jauh lebih baik tentang tubuhnya, -
14:05 - 14:10karena dia melihat seseorang dengan tubuh
seperti dia sebagai objek keinginan -
14:10 - 14:12di beberapa pornografi yang lembut."
-
14:13 - 14:19Jadi di sinilah saya menemukan diri saya
sebagai aktivis pencegahan kekerasan. -
14:19 - 14:22Saya menemukan diri saya berbicara
dan meneliti pornografi. -
14:23 - 14:24Dan meskipun akan lebih mudah
-
14:24 - 14:27jika hal dalam hidup semua satu
atau lain cara, -
14:27 - 14:31apa yang saya temui dalam percakapan saya
dengan remaja tentang pornografi -
14:31 - 14:35adalah bahwa mereka tetap terlibat
dalam percakapan ini -
14:35 - 14:40karena kami mengizinkan mereka
untukk bergulat dengan kompleksitas. -
14:40 - 14:43Dan karena kami jujur tentang sains.
-
14:44 - 14:47Remaja ini mungkin belum dewasa,
-
14:47 - 14:50tetapi mereka hidup di dunia dewasa.
-
14:50 - 14:54Dan mereka siap
untuk percakapan orang dewasa. -
14:54 - 14:55(Tertawa)
-
14:55 - 14:59(Tepuk tangan)
- Title:
- Bagaimana konten porno mengubah cara remaja berpikir tentang seks
- Speaker:
- Emily F. Rothman
- Description:
-
"Pornografi gratis, online, dan mainstream yang paling mungkin ditonton remaja adalah bentuk pendidikan seks yang benar-benar mengerikan," kata peneliti kesehatan masyarakat Emily F. Rothman. Dia membagikan bagaimana misinya untuk mengakhiri kencan dan kekerasan seksual menuntunnya untuk membuat program literasi pornografi yang membantu remaja belajar tentang persetujuan dan rasa hormat - dan mengajak mereka untuk berpikir kritis tentang media yang eksplisit secara seksual.
- Video Language:
- English
- Team:
- closed TED
- Project:
- TEDTalks
- Duration:
- 15:12
Ade Indarta approved Indonesian subtitles for How porn changes the way teens think about sex | ||
Ade Indarta accepted Indonesian subtitles for How porn changes the way teens think about sex | ||
Ade Indarta edited Indonesian subtitles for How porn changes the way teens think about sex | ||
Veronica Wijayanti edited Indonesian subtitles for How porn changes the way teens think about sex | ||
Veronica Wijayanti edited Indonesian subtitles for How porn changes the way teens think about sex | ||
Veronica Wijayanti edited Indonesian subtitles for How porn changes the way teens think about sex | ||
Veronica Wijayanti edited Indonesian subtitles for How porn changes the way teens think about sex | ||
Veronica Wijayanti edited Indonesian subtitles for How porn changes the way teens think about sex |