Return to Video

Pembina kesehatan pribadi bagi penderita penyakit kronis

  • 0:01 - 0:04
    Ketika saya pertama kali menjadi dokter
  • 0:04 - 0:06
    di Kota Benin, Nigeria,
  • 0:06 - 0:09
    sekitar 30 tahun yang lalu,
  • 0:09 - 0:13
    saya terdorong untuk menolong
    orang untuk hidup secara utuh.
  • 0:14 - 0:17
    Namun, saya sering
    merasa tidak berdaya.
  • 0:18 - 0:21
    Inilah saya, seorang dokter baru
    dengan segala kemampuannya,
  • 0:21 - 0:26
    tetapi saya tidak bisa menyembuhkan pasien
    yang menderita penyakit kronis --
  • 0:26 - 0:31
    penyakit seperti penyakit jantung,
    asma, diabetes --
  • 0:31 - 0:34
    dan membutuhkan lebih dari
    sekadar memberikan resep
  • 0:34 - 0:38
    atau konseling di kantor
    hanya untuk memenuhi pekerjaan.
  • 0:39 - 0:41
    15 tahun kemudian:
  • 0:41 - 0:43
    Saya berada di Atlanta, Georgia;
  • 0:43 - 0:45
    itu merupakan dunia yang berbeda,
  • 0:45 - 0:48
    tetapi seperti "déjà vu" lagi.
  • 0:48 - 0:52
    Sebagai dokter, kami melihat pasien kami
    yang menderita penyakit kronis
  • 0:52 - 0:55
    secara episodik.
  • 0:55 - 0:56
    Di saat yang sama,
  • 0:56 - 1:00
    pasien harus belajar mengambil banyak
    keputusan untuk diri sendiri.
  • 1:00 - 1:02
    Saya akan beri contoh.
  • 1:02 - 1:05
    Jika Anda punya obat
    yang harus diminum setiap hari,
  • 1:05 - 1:07
    apa yang Anda lakukan ketika Anda sakit?
  • 1:07 - 1:09
    Apakah Anda masih
    perlu minum obat itu?
  • 1:09 - 1:12
    Bagaimana Anda mengetahui
    ketika komplikasi terjadi?
  • 1:12 - 1:14
    Bagaimana Anda tahu ketika
    mengalami efek samping?
  • 1:14 - 1:16
    Apa yang Anda lakukan?
  • 1:16 - 1:18
    Ditambah lagi,
  • 1:18 - 1:23
    mereka menghadapi rasa
    kesepian, isolasi, dan kegelisahan
  • 1:23 - 1:26
    yang dialami orang dengan
    penyakit kronis.
  • 1:27 - 1:32
    Di AS saja, enam dari 10 orang dewasa
    menderita penyakit kronis.
  • 1:32 - 1:35
    Totalnya 125 juta orang.
  • 1:36 - 1:40
    Laporan terbaru oleh
    Robert Wood Johnson Foundation
  • 1:40 - 1:45
    menunjukkan bahwa kebiasaan
    sehat mencakup 50 persen
  • 1:45 - 1:47
    dari hasil akhir kesehatan
    yang dialami seseorang,
  • 1:47 - 1:50
    sedangkan perawatan medis
    hanya mencakup 20 persen.
  • 1:51 - 1:54
    Faktanya, Centers for Disease Control
  • 1:55 - 1:58
    mengatakan bahwa jika kita
    dapat memberantas merokok,
  • 1:58 - 2:02
    kurangnya aktifitas fisik
    dan nutrisi yang buruk,
  • 2:02 - 2:05
    kita dapat mencegah
    80 persen penyakit jantung,
  • 2:05 - 2:07
    80 persen diabetes tipe 2
  • 2:07 - 2:09
    dan 40 persen kanker.
  • 2:10 - 2:12
    Tetapi kita juga tahu
  • 2:12 - 2:16
    bahwa mengubah perilaku sehat
    sangat sulit.
  • 2:17 - 2:18
    Jadi, kita bertanya:
  • 2:18 - 2:23
    Bagaimana jika kita dapat
    menciptakan sebuah sumber
  • 2:23 - 2:27
    yang dapat memotivasi orang
    untuk mengubah perilaku kesehatannya?
  • 2:28 - 2:32
    Sebenarnya, di luar sana ada banyak
    sumber-sumber tersebut
  • 2:32 - 2:36
    yang membantu orang mendapatkan
    kemampuan manajemen diri.
  • 2:36 - 2:41
    Tetapi, sumber tersebut sering
    sulit diakses dan tidak berhubungan,
  • 2:41 - 2:46
    terutama oleh individu dari
    minoritas dan komunitas tertinggal,
  • 2:46 - 2:51
    yang menghadapi prasangka dan juga
    hambatan seperti bahasa dan budaya
  • 2:51 - 2:54
    and asuransi kesehatan yang tidak memadai.
  • 2:54 - 2:56
    Dalam 12 tahun terakhir,
  • 2:56 - 2:58
    saya dan rekan saya di
    Sekolah Kedokteran Morehouse
  • 2:58 - 3:01
    telah menciptakan sebuah
    aplikasi berbasis teknologi
  • 3:01 - 3:04
    untuk membantu dalam
    perawatan penyakit kronis.
  • 3:04 - 3:07
    Itu tersedia di web secara gratis
  • 3:07 - 3:08
    dan sebagai sebuah "app."
  • 3:08 - 3:11
    Yang kita lakukan adalah meminta
    pengguna untuk menghitung variabel --
  • 3:11 - 3:13
    tekanan darah, gula darah --
  • 3:13 - 3:17
    dan melaporkannya kembali ke mereka
    dalam format kode warna.
  • 3:17 - 3:20
    Warna hijau mengindikasikan sehat,
  • 3:20 - 3:24
    dan warna merah mengindikasikan masalah
    yang perlu ditindak lanjuti.
  • 3:24 - 3:28
    Kita menghubungkan statistik ini
    dengan kurikulum.
  • 3:28 - 3:32
    Kurikulum tersebut membantu para individu
    belajar tentang kondisi kesehatan mereka,
  • 3:32 - 3:35
    apapun penyakit kronisnya.
  • 3:35 - 3:38
    Mereka juga bekerja dengan
    pembina kesehatan
  • 3:38 - 3:40
    untuk belajar keterampilan
    manajemen diri,
  • 3:40 - 3:44
    yang akan membantu mereka
    mencegah komplikasi pada penyakitnya.
  • 3:45 - 3:48
    Agar pembina kesehatan berhasil,
  • 3:48 - 3:50
    mereka harus bisa mendapatkan kepercayaan
  • 3:50 - 3:53
    dari individu yang mereka bina.
  • 3:53 - 3:55
    Kita menguji coba aplikasi ini
  • 3:55 - 4:00
    di klinik-klinik, di mana para pembina
    kesehatan bekerja sebagai asisten medis,
  • 4:00 - 4:02
    dan di gereja perkotaan,
  • 4:02 - 4:06
    di mana pembina kesehatan adalah
    relawan dari kementerian kesehatan.
  • 4:07 - 4:11
    Setahun kemudian,
    sepertiga dari partisipan
  • 4:11 - 4:14
    mendapatkan tiga keterampilan
    manajemen diri yang baru
  • 4:14 - 4:17
    dan mempertahankannya
    sehingga dapat memperbaiki
  • 4:17 - 4:20
    tekanan darah, gula darah
  • 4:20 - 4:21
    dan olahraganya.
  • 4:22 - 4:25
    Sekarang, hal yang simpel
    namun menarik bagi kami
  • 4:25 - 4:31
    adalah kelompok dari gereja
    berkinerja sama atau bahkan lebih baik
  • 4:31 - 4:34
    dari kelompok yang diberikan
    perawatan medis penuh
  • 4:34 - 4:37
    dan kami ingin mengetahui penyebabnya.
  • 4:37 - 4:39
    Jadi kami meneliti lebih dalam --
  • 4:39 - 4:42
    400 jam rekaman percakapan --
  • 4:42 - 4:46
    dan yang kami temukan adalah
    bahwa pembina dari gereja
  • 4:46 - 4:50
    menghabiskan waktu lebih
    banyak dengan pasien,
  • 4:50 - 4:52
    mereka memiliki akses ke keluarga pasien,
  • 4:53 - 4:55
    agar mereka dapat mengetahui
    apa yang mereka perlukan
  • 4:55 - 4:58
    dan menyediakan hal tersebut untuk mereka.
  • 4:58 - 5:02
    Saya dan tim saya menyebutnya
    "pembinaan kongruen secara budaya."
  • 5:02 - 5:05
    Untuk mengilustrasikan konsep
    pembinaan kongruen secara budaya ini,
  • 5:05 - 5:08
    saya ingin bercerita
    tentang salah satu pasien.
  • 5:08 - 5:09
    Saya akan menyebutnya Bertha.
  • 5:10 - 5:14
    Bertha adalah wanita berumur 83 tahun
    dengan penyakit diabetes dan hipertensi.
  • 5:14 - 5:18
    Ia dipasangkan dengan Anne,
    pembina kesehatannya di gereja.
  • 5:18 - 5:22
    Anne kebetulan adalah teman keluarga
    Bertha selama bertahun-tahun,
  • 5:22 - 5:24
    dan mereka adalah sesama anggota jemaat.
  • 5:25 - 5:28
    Anne mengamati setelah beberapa kunjungan
  • 5:28 - 5:32
    bahwa walaupun Bertha
    mencatat kondisinya dengan tepat,
  • 5:32 - 5:34
    semua catatan tersebut
    menunjukkan warna merah.
  • 5:34 - 5:36
    Jadi, ia menggali lebih dalam
  • 5:36 - 5:38
    untuk mencoba memahami
    apa yang terjadi dengan Bertha,
  • 5:38 - 5:41
    dan Bertha menceritakan yang sebenarnya.
  • 5:41 - 5:43
    (Ketawa)
  • 5:43 - 5:46
    Ia mengatakan bahwa ada suatu saat
  • 5:46 - 5:48
    ketika ia merasa aneh
    karena obat-obatannya,
  • 5:48 - 5:51
    dan ia tidak mau mengonsumsinya
    sesuai resep,
  • 5:51 - 5:53
    karena ia kira
    obatnya yang menjadi penyebab
  • 5:53 - 5:55
    tetapi ia tidak memberitahu dokternya.
  • 5:55 - 5:58
    Ia juga bolos dari
    beberapa janji dengan dokter
  • 5:58 - 5:59
    karena berbagai alasan,
  • 5:59 - 6:01
    salah satunya ialah
    ia tak merasa lebih baik
  • 6:01 - 6:03
    dan ia tidak ingin
    membuat dokternya marah,
  • 6:03 - 6:05
    jadi ia tidak pergi.
  • 6:05 - 6:08
    Jadi, Anne berbicara dengan Bertha
  • 6:08 - 6:12
    dan memintanya untuk membawa anaknya
    di kunjungan berikutnya.
  • 6:12 - 6:14
    Dan pada kunjungan tersebut,
  • 6:14 - 6:17
    Anne dapat mencetak
    catatan semua riwayat
  • 6:17 - 6:19
    yang telah dikumpulkan Bertha,
  • 6:19 - 6:23
    memberinya ke Bertha dan mendorong
    mereka untuk pergi ke dokter bersama,
  • 6:23 - 6:24
    dan mereka melakukannya.
  • 6:24 - 6:25
    Dengan informasi itu,
  • 6:25 - 6:29
    dokter dapat mengubah
    pengobatan Bertha.
  • 6:29 - 6:32
    Dalam tiga bulan, catatan Bertha
    menjadi hijau.
  • 6:32 - 6:37
    Tidak ada yang lebih gembira
    atau terkejut dari Bertha sendiri.
  • 6:38 - 6:40
    Sekarang, Anne adalah pembina
    kesehatan yang sukses
  • 6:40 - 6:44
    Karena ia cukup peduli
    untuk melihat
  • 6:44 - 6:47
    dan menggali lebih dalam Budaya bertha
  • 6:47 - 6:49
    dan dapat menjangkau
    dia pada tingkatan itu.
  • 6:49 - 6:50
    Ia tahu cara mendengarkan,
  • 6:50 - 6:52
    dan mengajukan
    pertanyaan yang tepat
  • 6:52 - 6:54
    untuk mendapatkan hal yang diperlukan.
  • 6:54 - 6:58
    Kita semua memiliki aturan bawah sadar
  • 6:58 - 7:01
    yang memengaruhi cara kita
    mengambil keputusan kesehatan.
  • 7:01 - 7:03
    Itulah budaya kita.
  • 7:03 - 7:06
    Hubungan dan percakapan
    antara Anne dan Bertha
  • 7:06 - 7:09
    mengilustrasikan kemungkinan yang ada
  • 7:09 - 7:12
    ketika kita berbincang
    dengan pasien kita,
  • 7:12 - 7:14
    teman dan tetangga kita
  • 7:14 - 7:16
    secara mendalam.
  • 7:16 - 7:18
    Secara pribadi,
    saya sangat bersemangat
  • 7:18 - 7:22
    untuk berpikir bahwa dengan konsep
    pembinaan kongruen sederhana ini,
  • 7:22 - 7:26
    kita akan mengubah hidup
    125 juta warga AS
  • 7:26 - 7:28
    dan banyak warga lainnya
    di seluruh dunia
  • 7:28 - 7:30
    yang hidup dengan penyakit kronis.
  • 7:30 - 7:31
    Terima kasih.
  • 7:31 - 7:35
    (Tepuk tangan)
Title:
Pembina kesehatan pribadi bagi penderita penyakit kronis
Speaker:
Priscilla Pemu
Description:

Ada banyak sumber untuk membantu orang mengubah perilaku kesehatan -- namun sering sekali sumber tersebut tidak dapat diakses oleh komunitas yang membutuhkan, kata Dokter Priscilla Pemu. Program "pembinaan kongruen secara budaya" dikembangkan oleh Pemu dan timnya untuk menolong pasien dengan penyakit kronis memantau kesehatannya dengan bantuan pembina dari komunitasnya. Pelajari lebih lanjut bagaimana pendekatan tersebut melampaui batas bahasa dan budaya -- dan berpotensi mentransformasikan layanan kesehatan di Amerika Serikat.

more » « less
Video Language:
English
Team:
closed TED
Project:
TEDTalks
Duration:
07:49

Indonesian subtitles

Revisions