Return to Video

Batu permata paling berwarna di Bumi - Jeff Dekofsky

  • 0:08 - 0:11
    Pada suatu hari yang penuh harapan
    di bulan November 1986,
  • 0:11 - 0:15
    Lima penambang Australia
    mendaki Bukit Lunatic—
  • 0:15 - 0:20
    diberi nama sesuai dengan kondisi mental
    yang dialami orang yang menambang di sana.
  • 0:20 - 0:25
    Pada saat para kompetitornya mencari opal
    di kedalaman dua sampai lima meter,
  • 0:25 - 0:30
    Sindikat Bukit Lunatic mengebor
    sejauh 20 meter ke dalam tanah.
  • 0:30 - 0:33
    Karena keberanian mereka,
    Bumi pun menghadiahi mereka
  • 0:33 - 0:36
    dengan opal seukuran kepalan tangan
    yang memecahkan rekor.
  • 0:36 - 0:40
    Mereka menamakannya Opal Komet Halley,
  • 0:40 - 0:45
    berdasarkan batuan yang jauh lebih besar,
    yang terbang melintasi Bumi kala itu.
  • 0:45 - 0:51
    Opal Komet Halley adalah sebuah mukjizat,
    tetapi keunikannya, anehnya,
  • 0:51 - 0:54
    adalah hal yang paling biasa.
  • 0:54 - 0:57
    Pada saat berlian, rubi, zamrud
    dan batu permata lainnya
  • 0:57 - 1:00
    sering kali terlihat serupa,
  • 1:00 - 1:03
    tidak ada opal yang serupa,
  • 1:03 - 1:07
    berkat karakteristiknya
    yang disebut "permainan warna".
  • 1:07 - 1:10
    Cahaya mengkilap dan menyilaukan
    yang tampak menari-nari ini
  • 1:10 - 1:15
    dihasilkan dari sebuah
    ikatan kimia, geologi, dan optik
  • 1:15 - 1:20
    yang membentuk opal dari momen
    pertama mereka, jauh di bawah tanah.
  • 1:20 - 1:26
    Di sanalah opal memulai hidupnya sebagai
    sesuatu yang ternyata umum: air.
  • 1:26 - 1:29
    Menetes turun melalui celah
    di antara tanah dan bebatuan,
  • 1:29 - 1:33
    air mengalir melalui batuan pasir,
    batuan kapur, dan batuan basal,
  • 1:33 - 1:38
    sambil menyerap senyawa mikroskopis
    yang disebut silikon dioksida.
  • 1:38 - 1:44
    Air yang kaya akan silika itu
    masuk ke ruang di dalam batuan vulkanik,
  • 1:44 - 1:49
    dasar sungai prasejarah, kayu, dan bahkan
    tulang belulang dari makhluk purba.
  • 1:49 - 1:52
    Sedikit demi sedikit,
    air pun mulai menguap,
  • 1:52 - 1:55
    dan larutan silika mulai menjadi gel,
  • 1:55 - 2:00
    di dalamnya terdapat jutaan bola silika
    yang membentuk lapisan demi lapisan
  • 2:00 - 2:03
    secara terus menerus dan
    menjadi sebuah kerangka konsentri.
  • 2:03 - 2:07
    Gel tersebut pada akhirnya mengeras
    menjadi material yang menyerupai kaca,
  • 2:07 - 2:11
    dan bola tersebut pun
    menjadi sebuah struktur kisi.
  • 2:11 - 2:14
    Seringnya, struktur ini tidak beraturan,
  • 2:14 - 2:20
    yang menghasilkan opal common atau potch,
    yaitu opal dengan tampilan biasa saja.
  • 2:20 - 2:24
    Sejumlah kecil persentase
    yang kita sebut permata opal
  • 2:24 - 2:31
    memiliki area di mana bola-bola
    silika berukuran sama tersusun teratur.
  • 2:31 - 2:35
    Jadi kenapa struktur itu dapat
    menghasilkan tampilan yang begitu indah?
  • 2:35 - 2:41
    Jawabannya terletak pada prinsip gelombang
    yang dalam fisika disebut interferensi.
  • 2:41 - 2:42
    Sederhananya,
  • 2:42 - 2:45
    mari kita simak apa yang terjadi jika
    satu warna cahaya—
  • 2:45 - 2:51
    hijau, dengan panjang gelombang 500
    nanometer— mengenai permata opal.
  • 2:51 - 2:54
    Cahaya hijau itu akan terurai
    ke seluruh permata
  • 2:54 - 2:57
    dan dipantulkan kembali dengan
    intensitas yang beragam—
  • 2:57 - 3:01
    dari kebanyakan sudut warnanya rata,
    dari sebagian sudut warnanya redup,
  • 3:01 - 3:04
    dan sebagian sudut lainnya amat terang.
  • 3:04 - 3:10
    Yang sebenarnya terjadi adalah, beberapa
    cahaya itu dipantulkan di lapisan teratas.
  • 3:10 - 3:12
    Ada juga yang dipantulkan
    di lapisan bawahnya.
  • 3:12 - 3:14
    Dan seterusnya.
  • 3:14 - 3:19
    Ketika jarak tempuh cahaya dari lapisan
    ke lapisan dan kembali lagi dijumlahkan,
  • 3:19 - 3:26
    panjang gelombangnya menjadi kelipatan—
    seperti ditambah 500 atau 1000 nanometer—
  • 3:26 - 3:30
    masing-masing puncak dan lembah
    gelombang-gelombang itu saling bertepatan.
  • 3:30 - 3:33
    Fenomena ini disebut dengan
    interferensi konstruktif,
  • 3:33 - 3:38
    yaitu peristiwa penguatan gelombang,
    yang menghasilkan warna lebih cerah.
  • 3:38 - 3:41
    Jika kamu memposisikan matamu
    di sudut yang tepat,
  • 3:41 - 3:46
    cahaya hijau yang dipantulkan dari
    banyak lapisan itu akan bersatu.
  • 3:46 - 3:48
    Geser sudut pandangmu sedikit saja,
  • 3:48 - 3:52
    dan artinya kamu mengganti jarak
    yang ditempuh cahaya.
  • 3:52 - 3:56
    Ubah sudut pandangmu lagi, dan kamu akan
    membuat puncak bertepatan dengan lembah,
  • 3:56 - 4:03
    membuat gelombang saling menghilangkan—
    itulah interferensi destruktif.
  • 4:03 - 4:06
    Warna yang berbeda memiliki
    panjang gelombang berbeda,
  • 4:06 - 4:09
    yang berarti jarak yang ditempuh
    setiap warna untuk menghasilkan
  • 4:09 - 4:11
    interferensi konstruktif akan berbeda.
  • 4:11 - 4:16
    Itulah sebabnya warna yang dihasilkan
    bergantung pada ukuran bola silika.
  • 4:16 - 4:23
    Jarak 210 nanometer antar bola adalah
    jarak tepat untuk menguatkan cahaya biru.
  • 4:23 - 4:26
    Untuk cahaya merah,
    yang ukuran gelombangnya lebih panjang,
  • 4:26 - 4:29
    jarak antara bola silika
    harus mendekati 300 nanometer.
  • 4:29 - 4:33
    Peristiwa itu memakan waktu yang lama,
    karena itulah,
  • 4:33 - 4:36
    merah adalah warna opal
    yang paling langka.
  • 4:36 - 4:39
    Perbedaan susunan pada
    kisi-kisi gel
  • 4:39 - 4:44
    pada batu tertentu
    menghasilkan pola warna yang beragam—
  • 4:44 - 4:50
    mulai dari broad flash, pin-fire
    sampai yang paling langka, harlequin.
  • 4:50 - 4:54
    Sejumlah kondisi yang berujung pada
    pembentukan permata opal itu
  • 4:54 - 4:59
    sangatlah jarang, sehingga mereka hanya
    muncul di beberapa tempat.
  • 4:59 - 5:02
    Sekitar 95% opal berasal dari Australia,
  • 5:02 - 5:07
    di mana laut pedalaman tua
    menjadi kondisi yang sempurna.
  • 5:07 - 5:13
    Di sanalah Opal Komet Halley
    terbentuk sekitar 100 juta tahun lalu.
  • 5:13 - 5:17
    Kemudian timbul pertanyaan selanjutnya:
    100 juta tahun yang akan datang,
  • 5:17 - 5:21
    air yang kaya silika akan meresap
    melalui banyak sudut dan celah
  • 5:21 - 5:25
    dari artefak terbengkalai
    hasil peradaban manusia.
  • 5:25 - 5:29
    Suatu hari, permainan warna seperti apa
    yang akan terpancar
  • 5:29 - 5:34
    dari benda-benda yang kita lupakan
    dalam kegelapan?
Title:
Batu permata paling berwarna di Bumi - Jeff Dekofsky
Speaker:
Jeff Dekofsky
Description:

Lihat pelajaran selengkapnya: https://ed.ted.com/lessons/the-most-colorful-gemstones-on-earth-jeff-dekofsky

Pada bulan November 1986, beberapa penambang Australia mendaki Bukit Lunatic dan mengebor sedalam 20 meter ke dalam bumi. Mereka mendapatkan permata seukuran kepalan tangan yang berhasil memecahkan rekor, yang diberi nama Opal Komet Halley. Berkat karakteristiknya yang disebut "permainan warna", tidak ada opal yang serupa. Jadi, apa yang menyebabkan tampilan yang indah ini? Jeff Dekofsky menggali alasan kenapa batu ini begitu mengkilap dan bersinar.

Pelajaran oleh Jeff Dekofsky, diarahkan oleh Ivana Bošnjak dan Thomas Johnson.

more » « less
Video Language:
English
Team:
closed TED
Project:
TED-Ed
Duration:
05:35

Indonesian subtitles

Revisions