Return to Video

Seni yang menjelajahi waktu dan ingatan

  • 0:00 - 0:03
    Saya mulai dengan satu pertanyaan.
  • 0:03 - 0:05
    Di manakah sebuah karya seni dimulai?
  • 0:06 - 0:09
    Kadang, pertanyaan itu
    terdengar aneh.
  • 0:09 - 0:13
    Pertanyaan itu
    dapat terkesan sederhana.
  • 0:13 - 0:16
    seperti ketika saya bertanya
    melalui karya, "Portable Planetarium,"
  • 0:16 - 0:18
    yang saya buat pada tahun 2010.
  • 0:18 - 0:20
    Saya bertanya:
  • 0:20 - 0:24
    "Seperti apakah membangun
    planetarium milik kita sendiri?"
  • 0:24 - 0:26
    Saya tahu Anda
    selalu bertanya itu,
  • 0:26 - 0:28
    tetapi saya benar-benar
    mempertanyakan itu.
  • 0:29 - 0:30
    Dan sebagai seniman,
  • 0:30 - 0:33
    saya memikirkan upaya kita,
  • 0:33 - 0:39
    keinginan kita yang tak hilang,
    yang kita pegang selama bertahun-tahun
  • 0:39 - 0:42
    untuk memahami makna dunia
  • 0:42 - 0:43
    melalui berbagai benda.
  • 0:43 - 0:47
    Dan bagi saya, untuk mencoba dan
    menemukan suatu keajaiban,
  • 0:47 - 0:52
    tetapi juga semacam kekosongan
    yang berada di dalam pencarian ini,
  • 0:52 - 0:54
    adalah bagian karya seni saya.
  • 0:54 - 0:57
    Jadi saya mengumpulkan
    berbagai benda yang saya temukan,
  • 0:57 - 1:01
    saya mengumpulkannya untuk
    menciptakan berbagai pengalaman,
  • 1:01 - 1:04
    pengalaman mendalam
    yang memenuhi ruangan,
  • 1:04 - 1:07
    yang memenuhi dinding,
    pemandangan, gedung.
  • 1:07 - 1:10
    Namun pada akhirnya, saya ingin
    mereka memenuhi ingatan.
  • 1:11 - 1:13
    Dan setelah saya menghasilkan suatu karya,
  • 1:13 - 1:18
    saya sadar biasanya ada kenangan
    yang membekas di benak saya.
  • 1:18 - 1:20
    Dan inilah kenangan itu bagi saya--
  • 1:20 - 1:22
    itu merupakan pengalaman
    yang tiba-tiba dan mengagetkan
  • 1:22 - 1:26
    saya merasa terbenam
    di dalam karya seni itu.
  • 1:26 - 1:29
    Kenangan itu tak pernah terlupakan,
    dan kembali terulang dalam karya saya
  • 1:29 - 1:31
    untuk 10 tahun berikutnya.
  • 1:31 - 1:34
    Tetapi saya ingin kembali
    ke studio kampus pasca sarjana saya
  • 1:34 - 1:38
    Menurut saya cukup menarik,
    bahwa terkadang, saat memulai karya baru,
  • 1:38 - 1:41
    kita harus benar-benar memulai dari awal,
  • 1:41 - 1:42
    menghapus semuanya.
  • 1:42 - 1:45
    Mungkin ini tidak terkesan seperti
    memulai dari awal,
  • 1:45 - 1:46
    namun 'iya' bagi saya.
  • 1:46 - 1:50
    Karena saya telah belajar melukis
    selama sekitar 10 tahun,
  • 1:50 - 1:52
    dan ketika saya mengikuti
    kuliah S2,
  • 1:52 - 1:55
    kemampuan saya berkembang,
    tetapi saya tidak memiliki subjek.
  • 1:55 - 1:56
    Itu seperti keahlian atletis,
  • 1:56 - 1:59
    karena saya dapat melukis
    dengan cepat,
  • 1:59 - 2:00
    tapi tidak tahu kenapa.
  • 2:00 - 2:02
    Saya bisa melukis dengan baik,
    tapi tanpa konten.
  • 2:02 - 2:06
    Jadi saya memutuskan untuk
    meninggalkan dunia pelukisan,
  • 2:06 - 2:09
    dan bertanya:
  • 2:09 - 2:13
    "Mengapa dan bagaimana benda
    memberi nilai bagi kita?"
  • 2:13 - 2:18
    Bagaimana suatu pakaian
    yang ribuan orang pakai,
  • 2:18 - 2:19
    pakaian seperti yang ini,
  • 2:19 - 2:21
    kenapa baju ini
    terasa seperti milik saya?
  • 2:21 - 2:23
    Jadi saya memulai suatu eksperimen,
  • 2:23 - 2:26
    dengan mengumpulkan bahan-bahan
    yang memiliki makna tertentu,
  • 2:26 - 2:29
    mereka diproduksi massal,
    mudah didapatkan,
  • 2:29 - 2:32
    dirancang untuk
    memenuhi fungsinya,
  • 2:32 - 2:34
    bukan keindahannya.
  • 2:34 - 2:37
    Benda-benda seperti
    tusuk gigi, paku payung,
  • 2:37 - 2:39
    lembaran tisu toilet,
  • 2:39 - 2:44
    melihat apakah dengan saya memberi
    energi, tangan, waktu saya ke dalamnya,
  • 2:44 - 2:48
    apakah perilaku itu menghasilkan
    nilai karya tersendiri.
  • 2:49 - 2:52
    Salah satu ide lainnya
    saya ingin karya tersebut hidup.
  • 2:52 - 2:54
    Saya ingin melepaskannya
    dari alasnya,
  • 2:54 - 2:55
    melepas bingkainya,
  • 2:55 - 2:58
    membuat pengalaman
    bukan seperti menghadiri sesuatu
  • 2:58 - 3:00
    lalu menceritakan bahwa itu penting,
  • 3:00 - 3:03
    tetapi Anda menyadari
    kepentingan dengan sendirinya.
  • 3:04 - 3:07
    Jadi ini adalah suatu ide kuno seni pahat,
  • 3:07 - 3:12
    yaitu: Bagaimana cara kita memberikan
    kehidupan ke dalam benda mati?
  • 3:12 - 3:15
    Jadi, saya pergi ke tempat seperti ini.
  • 3:15 - 3:16
    tempat adanya dinding,
  • 3:16 - 3:18
    menggunakan cat,
  • 3:18 - 3:20
    mengecat dinding,
  • 3:20 - 3:23
    mewarnai ruang
    untuk menciptakan sebuah ukiran.
  • 3:23 - 3:25
    Karena saya juga tertarik dengan ide
  • 3:25 - 3:28
    bahwa istilah-istilah seperti, "ukiran,"
    "lukisan," "instalasi" --
  • 3:28 - 3:31
    tidak berpengaruh terhadap cara
    kita memandang dunia sebenarnya.
  • 3:31 - 3:33
    Jadi saya ingin mengaburkan
    batasan tersebut,
  • 3:33 - 3:36
    keduanya antara media
    yang dibahas seniman,
  • 3:37 - 3:40
    tetapi juga pengalaman
    dalam hidup dan dalam seni,
  • 3:40 - 3:42
    jadi saat Anda berada
    dalam rutinitas harian,
  • 3:42 - 3:44
    atau Anda mengerjakan karya saya,
  • 3:44 - 3:48
    dan melihat, lalu mengenali keseharian,
  • 3:48 - 3:52
    Anda bisa memindahkan pengalaman itu
    ke dalam hidup Anda sendiri,
  • 3:52 - 3:56
    dan mungkin melihat seni
    dalam kehidupan sehari-hari.
  • 3:56 - 3:58
    Saya sekolah pascasajarna
    sekitar tahun 90an,
  • 3:58 - 4:01
    dan studio saya
    terisi dengan gambar-gambar,
  • 4:01 - 4:03
    begitu pula dengan hidup saya.
  • 4:03 - 4:06
    Dan kebingungan gambar dan objek ini
  • 4:06 - 4:10
    merupakan bagian dari cara saya
    memahami materi.
  • 4:10 - 4:12
    Saya juga tertarik dengan
    bagaimana ini bisa mengubah
  • 4:12 - 4:15
    cara kita merasakan waktu.
  • 4:15 - 4:18
    Jika kita merasakan waktu
    melalui benda,
  • 4:18 - 4:23
    apa yang terjadi ketika gambar
    dan objek menjadi satu dalam ruang?
  • 4:23 - 4:27
    Jadi saya mulai bereksperimen
    dengan beberapa gambar.
  • 4:27 - 4:31
    Jika kita kembali ke tahun 1880an,
  • 4:31 - 4:35
    pada saat foto-foto pertama
    mulai berubah menjadi film.
  • 4:35 - 4:40
    Dan dilakukan melalui studi
    mengenai hewan,
  • 4:40 - 4:41
    pergerakan hewan.
  • 4:41 - 4:44
    Seperti burung di Amerika Serikat,
    burung di Prancis.
  • 4:44 - 4:46
    Mereka termasuk studi tentang pergerakan
  • 4:46 - 4:48
    lalu perlahan,
    seperti zoetrop, kemudian film.
  • 4:49 - 4:51
    Jadi saya putuskan,
    saya akan menggunakan hewan
  • 4:51 - 4:53
    dan memainkannya dengan gagasan
  • 4:53 - 4:58
    bagaimana gambar yang tidak statis,
    menjadi bergerak.
  • 4:58 - 4:59
    Bergerak dalam ruang.
  • 4:59 - 5:01
    Jadi saya pilih cheetah
    sebagai karakter,
  • 5:01 - 5:07
    karena makhluk darat
    tercepat di bumi.
  • 5:07 - 5:09
    Dia memiliki rekor tersebut,
  • 5:09 - 5:10
    dan saya ingin
    menggunakan catatannya
  • 5:10 - 5:14
    untuk menjadikannya
    patokan pengukur waktu.
  • 5:14 - 5:18
    Dan ini adalah wujud rupanya
    dalam ukiran
  • 5:18 - 5:19
    saat dia bergerak melewati ruang.
  • 5:19 - 5:22
    Inilah sebuah bingkai retak
    dari gambar dalam ruang,
  • 5:22 - 5:25
    karena saya harus menempelkan kertas
  • 5:25 - 5:28
    dan menampilkannya di atasnya.
  • 5:28 - 5:31
    Lalu saya melakukan
    percobaan sebuah balapan,
  • 5:31 - 5:33
    dengan video serta peralatan
    yang bisa saya mainkan.
  • 5:33 - 5:35
    Elangnya berada di depan,
  • 5:35 - 5:37
    cheetah berada di urutan kedua,
  • 5:37 - 5:40
    dan ada badak yang
    menyusul di belakangnya.
  • 5:40 - 5:42
    Kemudian salah satu eksperimen lain,
  • 5:42 - 5:43
    saya sempat berpikir bagaimana,
  • 5:43 - 5:47
    jika kita mencoba mengingat
    satu hal yang pernah kita alami
  • 5:47 - 5:50
    saat kita berusia 10 tahun, misalnya.
  • 5:50 - 5:53
    Sangat sulit untuk mengingat
    apa yang terjadi saat itu.
  • 5:53 - 5:56
    Bagi saya, saya bisa memikirkan
    satu, mungkin dua,
  • 5:56 - 6:01
    dan satu momen tersebut
    berkembang dalam benak saya
  • 6:01 - 6:03
    dalam waktu tersebut.
  • 6:03 - 6:06
    Jadi kita tidak merasakan waktu
    dalam hitungan menit dan detik,
  • 6:06 - 6:10
    Ini adalah potongan video yang saya ambil,
  • 6:10 - 6:11
    dicetak dalam selembar kertas,
  • 6:11 - 6:15
    kertasnya dirobek lalu video
    ditampilkan di atas kertas tersebut.
  • 6:15 - 6:17
    Dan saya ingin
    memainkan gagasan ini
  • 6:17 - 6:21
    tentang bagaimana gambaran utuh
  • 6:21 - 6:23
    memenuhi ingatan kita,
  • 6:23 - 6:27
    bagaimana satu gambar
    dapat berkembang
  • 6:27 - 6:28
    dan membayangi kita.
  • 6:29 - 6:30
    Saya memiliki beberapa --
  • 6:30 - 6:34
    terdapat 3 dari 100 eksperimen yang
    saya lakukan dengan gambar
  • 6:34 - 6:36
    selama satu dekade,
  • 6:36 - 6:38
    yang tidak pernah saya tunjukkan,
  • 6:38 - 6:42
    dan saya pikir, bagaimana cara
    mengeluarkannya dari studio, ke publik,
  • 6:42 - 6:45
    tetapi mempertahankan
    aura eksperimennya
  • 6:45 - 6:48
    seperti saat melihatnya
    di laboratorium,
  • 6:48 - 6:50
    saat Anda masuk ke studio,
  • 6:50 - 6:52
    jika acara ini diadakan
    saya hanya berkata,
  • 6:52 - 6:55
    baiklah, saya akan meletakkan meja
    tepat di tengah ruangan.
  • 6:55 - 6:58
    Kemudian saya membawa meja
    dan menaruhnya dalam ruangan,
  • 6:58 - 7:01
    dan hal itu berhasil dengan cara
    yang bagi saya mengejutkan,
  • 7:01 - 7:06
    dengan semacam kerlipan cahaya
    dari jauh, karena layar videonya.
  • 7:07 - 7:08
    Semuanya telah dipasang proyektor,
  • 7:08 - 7:11
    jadi proyektor tersebut menciptakan
    ruang disekitarnya,
  • 7:11 - 7:14
    namun Anda tertarik
    pada kerlipan layaknya api.
  • 7:14 - 7:17
    Lalu Anda diselimuti karya
  • 7:17 - 7:19
    dalam skala yang sangat familiar,
  • 7:19 - 7:24
    yaitu skala ketika berada di depan
    sebuah meja tulis, wastafel, atau meja,
  • 7:24 - 7:28
    dan Anda terbenam, lalu,
    kembali ke dalam skala,
  • 7:28 - 7:32
    skala satu banding satu
    tubuh dengan gambarnya.
  • 7:32 - 7:33
    Namun pada permukaan ini,
  • 7:33 - 7:38
    ada beberapa proyeksi pada kertas
    yang tertiup angin,
  • 7:38 - 7:41
    jadi ada sebuah kekacauan
    yang mana sebuah gambar
  • 7:41 - 7:42
    dan mana yang merupakan objek.
  • 7:42 - 7:45
    Jadi inilah rupa karya saat dituangkan
    ke ruang yang lebih besar,
  • 7:46 - 7:48
    dan sebelum saya membuat karya ini
  • 7:48 - 7:52
    saya sadar bahwa saya
    baru saja membuat interior planetarium,
  • 7:52 - 7:54
    tanpa disengaja.
  • 7:54 - 7:59
    Saya juga ingat ketika masih kecil,
    saya senang ke planetarium.
  • 7:59 - 8:01
    Dan saat itu, di planetarium,
  • 8:01 - 8:04
    ada tidak hanya gambar-gambar
    menakjubkan di langit-langit,
  • 8:04 - 8:08
    tetapi Anda juga bisa melihat
    proyektor itu mendesir dan kabur,
  • 8:08 - 8:11
    dan kamera luar biasa ini
    di tengah ruangan.
  • 8:11 - 8:15
    Seiring dengan melihat para penonton
    di sekitar, Anda melihat ke atas,
  • 8:15 - 8:18
    karena ada penonton pada waktu itu,
  • 8:18 - 8:21
    dan melihat mereka, Anda merasa
    menjadi bagian dari penonton.
  • 8:21 - 8:25
    Jadi ini adalah gambar
    yang saya unduh dari web
  • 8:25 - 8:28
    berisi orang yang mengambil
    gambar diri mereka sendiri.
  • 8:28 - 8:29
    Saya suka gambar ini
  • 8:29 - 8:32
    karena Anda melihat bagaimana mereka
    menyatu dengan karyanya.
  • 8:33 - 8:37
    Jadi terlihat bayangan pengunjung
    di balik proyektor,
  • 8:37 - 8:40
    dan Anda juga melihat sorotan
    di baju seseorang.
  • 8:40 - 8:43
    jadi ada swafoto di dalam karya itu,
  • 8:43 - 8:44
    dan kemudian diposting,
  • 8:44 - 8:48
    rasanya seperti siklus
    proses pembuatan gambar.
  • 8:48 - 8:50
    Dan seperti akhir dari siklus itu.
  • 8:50 - 8:54
    Tapi, itu mengingatkan dan
    membawa saya kembali ke planetarium,
  • 8:54 - 8:55
    dan interiornya,
  • 8:55 - 8:57
    Saya mulai kembali melukis.
  • 8:57 - 9:01
    Dan berpikir bagaimana
    lukisan itu sebenarnya
  • 9:01 - 9:04
    tentang gambar interior
    yang kita miliki.
  • 9:04 - 9:06
    Ada begitu banyak gambar interior,
  • 9:06 - 9:09
    dan kita menjadi sangat fokus
    pada hal di luar penglihatan.
  • 9:09 - 9:13
    Bagaimana kita menyimpan memori
    dalam pikiran kita,
  • 9:13 - 9:16
    bagaimana gambar tertentu muncul
    yang entah dari mana dia
  • 9:16 - 9:18
    atau yang bisa gugur
    seiring waktu.
  • 9:18 - 9:21
    Saya mulai menamai seri ini
    seri "Afterimage",
  • 9:21 - 9:25
    yang merujuk pada ide
    jika kita menutup mata,
  • 9:25 - 9:28
    Anda bisa melihat ada kerlipan
    cahaya yang tetap hidup,
  • 9:28 - 9:30
    ketika kita membukanya lagi,
    dia hidup lagi --
  • 9:30 - 9:32
    ini terjadi setiap saat.
  • 9:32 - 9:37
    Afterimage adalah sesuatu
    yang tidak bisa diganti fotografi,
  • 9:37 - 9:39
    Anda tidak merasakannya
    dalam foto.
  • 9:39 - 9:43
    Jadi itu mengingatkan Anda
    pada batasan dari lensa kamera.
  • 9:43 - 9:46
    Ini adalah ide untuk mengambil gambar
    yang ada di luar saya --
  • 9:46 - 9:47
    Ini studio saya --
  • 9:48 - 9:52
    kemudian mencari tahu
    gambarannya dalam diri saya.
  • 9:52 - 9:53
    Dengan cepat,
  • 9:53 - 9:58
    saya membuat draf
    proses perkembangannya
  • 9:58 - 9:59
    untuk karya selanjutnya.
  • 9:59 - 10:01
    Jadi mungkin dimulai dengan sketsa,
  • 10:01 - 10:04
    atau gambar yang tersimpan
    di memori saya
  • 10:04 - 10:05
    dari abad ke-18
  • 10:05 - 10:07
    ini adalah "Colosseum" karya Piranesi.
  • 10:08 - 10:10
    Atau model seukuran bola basket --
  • 10:10 - 10:12
    saya membangun ini disekitarnya,
  • 10:12 - 10:15
    skalanya diukur dari cangkir merah
    di belakangnya.
  • 10:15 - 10:18
    Model itu bisa menjadi potongan
    yang lebih besar sebagai benih,
  • 10:18 - 10:20
    dan benih itu bisa tumbuh
    jadi karya lebih besar.
  • 10:20 - 10:24
    Karya itu bisa mengisi ruang
    yang sangat besar.
  • 10:24 - 10:29
    Tapi dapat disalurkan ke video,
    itu baru saja dibuat dari iPhone saya,
  • 10:29 - 10:33
    genangan air hujan
    di luar studio saat malam.
  • 10:34 - 10:38
    Jadi ini adalah afterimage lukisan
    yang dibuat dalam memori saya,
  • 10:38 - 10:42
    dan bahkan lukisan itu bisa pudar
    sama seperti memori.
  • 10:42 - 10:46
    Jadi ini adalah skala gambar
    yang sangat kecil
  • 10:46 - 10:47
    dari buku sketsa saya.
  • 10:47 - 10:49
    Anda bisa lihat bagaimana
    itu meledak
  • 10:49 - 10:52
    di stasiun kereta bawah tanah
    sejauh tiga blok.
  • 10:52 - 10:55
    Anda bisa melihat perkembangannya
    di stasiun kereta
  • 10:55 - 10:59
    seperti perjalanan yang harus dilalui
    di tiap halaman buku sketsa,
  • 10:59 - 11:04
    Anda seperti melihat buku harian kerja
    yang ditulis di ruang publik,
  • 11:04 - 11:07
    dan Anda membuka halaman-halaman
    20 tahun karya seni
  • 11:07 - 11:09
    selama menelusuri
    kereta bawah tanah.
  • 11:09 - 11:13
    Tapi sebenarnya sketsa
    memiliki asal yang berbeda,
  • 11:13 - 11:19
    itu berasal dari patung
    yang memanjat gedung enam lantai,
  • 11:19 - 11:22
    dan diskalakan ke kucing
    sejak tahun 2002.
  • 11:22 - 11:25
    Saya ingat karena saya punya
    dua kucing hitam saat itu.
  • 11:26 - 11:28
    Ini adalah gambar sebuah karya
    dari Jepang
  • 11:28 - 11:31
    Anda dapat melihat objek
    di kereta bawah tanah.
  • 11:31 - 11:32
    Atau sebuah karya di Venesia,
  • 11:33 - 11:35
    tempat Anda melihat gambar
    terukir di dinding.
  • 11:35 - 11:40
    Atau sebuah patung yang saya buat
    di SFMOMA pada tahun 2001,
  • 11:40 - 11:42
    dan membuat garis dinamis seperti ini,
  • 11:42 - 11:45
    bagaimana saya mencurinya
    untuk membuat garis dinamis
  • 11:45 - 11:48
    saat Anda turun ke dalam kereta
    bawah tanah itu sendiri.
  • 11:48 - 11:51
    Penggabungan media ini
    benar-benar menarik bagi saya.
  • 11:51 - 11:54
    Bagaimana Anda menuangkan
    garis yang tegang seperti patung
  • 11:54 - 11:56
    ke atas kertas?
  • 11:56 - 11:58
    Atau menggunakan garis
    seperti gambar dalam patung
  • 11:58 - 12:01
    untuk menciptakan perspektif dramatis?
  • 12:01 - 12:04
    Atau bagaimana sebuah lukisan
    meniru proses seni grafis?
  • 12:05 - 12:08
    Bagaimana bisa pemasangan
    menggunakan lensa kamera
  • 12:08 - 12:10
    untuk mebingkai sebuah pemandangan?
  • 12:10 - 12:15
    Bagaimana bisa melukis di atas tali
    menjadi momen di Denmark,
  • 12:15 - 12:17
    di tengah melakukan perjalanan?
  • 12:18 - 12:21
    Bagaimana Anda bisa
    membuat karya di High Line
  • 12:21 - 12:24
    yang dapat menyatu dengan alam
  • 12:24 - 12:27
    dan menjadi habitat untuk alam
    di sekitarnya?
  • 12:29 - 12:32
    Saya akan tutup dengan
    dua karya yang saya buat.
  • 12:32 - 12:34
    Karya ini disebut "Fallen Sky"
  • 12:34 - 12:37
    yang akan menjadi komisi permanen
    di Lembah Hudson,
  • 12:37 - 12:40
    dan ini semacam planetarium
    yang akhirnya turun
  • 12:40 - 12:43
    dan melandas sendiri ke bumi.
  • 12:43 - 12:46
    Ini adalah karya dari tahun 2013
    yang akan dipasang ulang,
  • 12:46 - 12:50
    yang memiliki kehidupan baru dalam
    pembukaan kembali di MOMA.
  • 12:50 - 12:54
    Karya yang menggunakan
    patungnya sendiri sebagai alat.
  • 12:54 - 12:57
    Saat bandul berayun,
  • 12:57 - 12:59
    digunakan sebagai alat
    untuk membuat karya.
  • 12:59 - 13:02
    Jadi setiap tumpukan benda
  • 13:02 - 13:08
    naik hingga satu sentimeter
    ke ujung bandul itu.
  • 13:08 - 13:12
    Jadi ada kombinasi indah
    dari ayunan itu,
  • 13:12 - 13:16
    tetapi juga ketegangan terus menerus
    bisa menghancurkan karya itu.
  • 13:16 - 13:20
    Jadi, tidak terlalu penting di mana
    karya ini berakhir,
  • 13:20 - 13:23
    karena bagi saya intinya
  • 13:23 - 13:26
    adalah mereka akan berakhir
    dalam kenangan Anda seiring waktu,
  • 13:26 - 13:29
    dan menghasilkan ide yang lebih besar.
  • 13:30 - 13:31
    Terima kasih.
  • 13:31 - 13:38
    (Tepuk tangan)
Title:
Seni yang menjelajahi waktu dan ingatan
Speaker:
Sarah Sze
Description:

Seniman Sarah Sze mengajak kita ke sebuah perjalanan kaleidoskopis melalui karyanya: instalasi setinggi bangunan yang menakjubkan, tersebar melalui galeri -- menghapus batasan waktu, kenangan, dan ruang. Cari tahu bagaimana kita memberi makna pada objek dalam wisata indah seni multimedia eksperimental karya Sze.

more » « less
Video Language:
English
Team:
closed TED
Project:
TEDTalks
Duration:
13:51
  • Hi! I have checked your subtitle translation and here are the suggestions from me:

    Inconsistency: kamu/kalian/anda (anda should be written "Anda")
    Please pay attention to the spaces in the end of the first line.
    Please pay attention to the punctuations.
    Please pay attention to the line break to make the first and the second line look even. (0:43.49;11:48.14;12:05.01;12:18.18;12:28.73)
    In my opinion, plural nouns are not necessarily have to be translated as plural too.

    Mistranslation:
    3:33.34 I think medium here refers to art media such as paint, brush, canvas etc. Cenayang -> media/sarana
    9:53.42 Whiz through: to do something very quickly and not very carefully. I think in this context, she's just making drafts about her next piece. It's related to minute 9:58.80, which is making a sketch.

    12:08.20 Typo

    Punctuation error:
    1:51.74 See: https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/subjek
    2:08.87 See: https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/objek
    2:26.39 See: https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/massal
    4:09.69 See: https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/mengubah
    4:41.17 See: https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/prancis
    7:40.68 See: https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/objek
    8:04.01 See: https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/keciut
    8:39.71 selfie -> suggested: https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/swafoto

    Punctuation error:
    1:51.74 Omitting fullstop.
    1:58.54 Should be fullstop, not comma.
    1:59.73 Omitting fullstop.
    2:12.62 Omitting comma
    2:17.70 Should be comma.
    2:26.39 Omitting comma.
    3:12.41 Should be comma.
    3:52.40 Should have a dash on "sehari-hari". See: https://puebi.readthedocs.io/en/latest/tanda-baca/tanda-hubung/
    4:12.48 Should be fullstop.
    6:35.66 - 6:38.04 Omitting comma.

    3:42.35 kedalam -> ke dalam See: https://puebi.readthedocs.io/en/latest/kata/kata-depan/
    5:37.17 dibelakang -> di belakang See: https://puebi.readthedocs.io/en/latest/kata/kata-depan/
    6:51.96 ditengah -> di tengah See: https://puebi.readthedocs.io/en/latest/kata/kata-depan/
    7:18.87 didepan -> di depan See: https://puebi.readthedocs.io/en/latest/kata/kata-depan/
    12:15.32 ditengah -> di tengah See: https://puebi.readthedocs.io/en/latest/kata/kata-depan/

    Additional:
    0:24.00 Saya tahu kalian selalu bertanya itu, (omitting "every morning". Suggested: Saya tahu kalian selalu menanyakannya setiap pagi,)
    0:30.22 - 0:33.17 (I think the translation of "us" should be "kita", "effort" translation suggestion: upaya)
    0:57.27 It is suggested to replace "mengumpulkan benda-benda ini" to "mengumpulkannya" and replace "membuat" to "menciptakan".
    1:04.25 Suggested: "yang mengisi penuh" -> "yang memenuhi"
    1:07.25 It is suggested to make the translation of word "memory" to singular and I think the better translation is "ingatan" or "kenangan".
    1:40.81 Hapuslah semuanya -> Menghapus semuanya.
    1:54.94 Suggested: Rasanya seperti keahlian atletis,
    1:59.73 saya -> Saya (the beginning of a sentence)
    2:12.62 I prefer to use "pakaian" instead of "baju", but either way is OK.
    2:32.30 Suggested: estetika mereka -> keestetikaa

  • 3:19.72 Inconsistency. Space: ruang/tempat
    4:34.86 - 4:48.51 Preferred to use "hewan" instead of "binatang" because it seems to have a negative connotation.
    4:53.10 I think "kami" should be "kita"
    8:53.55 dan itu interior -> dan interiornya

    Thank you!

Indonesian subtitles

Revisions