Return to Video

Mengapa kau harus membaca "Hamlet"? - Iseult Gillespie

  • 0:07 - 0:08
    "Siapa di sana?"
  • 0:08 - 0:09
    Bisikan dalam gelap,
  • 0:09 - 0:15
    tanya ini mengawali sebuah kisah
    konspirasi, muslihat dan ambiguitas moral.
  • 0:15 - 0:18
    Dalam pentas di mana semua
    orang punya rahasia,
  • 0:18 - 0:21
    jawabnya tak sederhana.
  • 0:21 - 0:24
    Ditulis oleh William Shakespeare
    antara 1599 sampai 1601,
  • 0:24 - 0:28
    "Hamlet" menceritakan karakter
    pangeran yang dihantui masa lalu,
  • 0:28 - 0:31
    tetapi tak punya kendali
    akan masa depan.
  • 0:31 - 0:34
    Hanya beberapa bulan setelah
    kematian mendadak ayahnya,
  • 0:34 - 0:38
    Hamlet kembali dari sekolah merasa asing
    di rumahnya sendiri,
  • 0:38 - 0:41
    dan sangat tidak yakin akan apa
    yang mungkin mengintai dalam gelap.
  • 0:41 - 0:43
    Namun pikirannya berubah
  • 0:43 - 0:47
    ketika dia didatangi hantu
    yang memiliki wajah ayahnya.
  • 0:47 - 0:52
    Si hantu mengaku sebagai korban dari
    sebuah "pembunuhan yang buruk,"
  • 0:52 - 0:55
    dan meyakinkan Hamlet bahwa pamannya,
    Claudius, merebut kekuasaan
  • 0:55 - 0:58
    dan mencuri hati Ratu Gertrude.
  • 0:58 - 1:01
    Ratapan pangeran menjadi kemarahan,
  • 1:01 - 1:03
    dan dia mulai merencanakan balas dendam
  • 1:03 - 1:06
    pada raja baru dan mereka
    yang bersekongkol dalam istana.
  • 1:06 - 1:09
    Drama ini adalah sebuah
    tragedi yang aneh,
  • 1:09 - 1:13
    tanpa kebrutalan tak terduga
    atau percintaan obsesif
  • 1:13 - 1:17
    yang menggambarkan karya lain
    Shakespeare di genre serupa.
  • 1:17 - 1:21
    Sebagai gantinya, ia menyelami
    keraguan sang protagonis,
  • 1:21 - 1:24
    dan dampak tragis yang ditimbulkannya.
  • 1:24 - 1:28
    Penampakan hantu membuat Hamlet dilema-
  • 1:28 - 1:30
    apa yang harus dilakukan,
    siapa yang bisa dipercaya?
  • 1:30 - 1:34
    dan peran apa yang harus
    ia mainkan di jalan keadilan?
  • 1:34 - 1:38
    Pertanyaan ini semakin diperumit
    oleh benang kusut karakternya,
  • 1:38 - 1:41
    memaksa Hamlet bernegosiasi
    dengan teman, keluarga,
  • 1:41 - 1:43
    penasihat pengadilan,
    dan objek cintanya–
  • 1:43 - 1:47
    banyak yang memiliki motif tersembunyi.
  • 1:47 - 1:51
    Sang pangeran terus menunda dan ragu
    bagaimana bersekutu dengan yang lain,
  • 1:51 - 1:53
    dan bagaimana dia harus
    membalas dendam.
  • 1:53 - 1:57
    Hal ini membuat Hamlet
    lumayan menjengkelkan,
  • 1:57 - 2:01
    tetapi juga membuatnya menjadi
    karakter Shakespeare paling manusiawi.
  • 2:01 - 2:03
    Daripada bertindak terburu-buru,
  • 2:03 - 2:08
    Hamlet malah digerogoti oleh
    intrik berpikir yang hebat.
  • 2:08 - 2:09
    Sepanjang pementasan,
  • 2:09 - 2:14
    pertanyaannya yang tanpa akhir
    bergema lewat pikirannya yang beradu.
  • 2:14 - 2:15
    Untuk mencapainya,
  • 2:15 - 2:18
    Shakespeare menggunakan gaya
    bahasa yang paling kontemplatif.
  • 2:18 - 2:22
    Dari renungan surga dan neraka
    oleh sang raja perebut kekuasaan,
  • 2:22 - 2:26
    sampai meditasi terkekeh-kekeh
    sang pangeran tentang kematian,
  • 2:26 - 2:30
    Shakespeare memakai monolog
    melankolis yang memesona.
  • 2:30 - 2:36
    Contoh terbaiknya ada dalam
    deklarasi kecemasan Hamlet yang terkenal:
  • 2:36 - 2:43
    "Hidup atau mati—itulah pertanyaannya:
  • 2:43 - 2:47
    Manakah cara hidup yang lebih mulia?
  • 2:47 - 2:52
    Menahan panah kesedihan
    yang meluncur ke arahmu,
  • 2:52 - 2:56
    atau menghadapi tantangan
    dengan pedang di tangan
  • 2:56 - 3:01
    dengan demikian, menghabisi mereka."
  • 3:01 - 3:04
    Monolog ini melambangkan
    dilema perwujudan Hamlet:
  • 3:04 - 3:07
    terbagi antara pikiran dan tindakan,
  • 3:07 - 3:11
    tak mampu memilih hidup dan mati.
  • 3:11 - 3:14
    Namun pertanyaannya yang tanpa henti
    membangkitkan kecemasan lain:
  • 3:14 - 3:18
    apakah kegilaan Hamlet bagian dari
    aksi untuk membuat bingung lawan,
  • 3:18 - 3:22
    atau kita tengah menyaksikan seorang
    karakter di ambang kegilaan?
  • 3:22 - 3:26
    Pertanyaan-pertanyaan ini membebani
    interaksi Hamlet dengan setiap karakter.
  • 3:26 - 3:29
    Karena ia lebih banyak menghadap
    ke dalam sepanjang pementasan,
  • 3:29 - 3:33
    ia sering tak melihat kehancuran
    yang ditinggalkannya.
  • 3:33 - 3:35
    Dia terutama kejam pada Ophelia,
  • 3:35 - 3:40
    objek cintanya yang menjadi gila
    karena tingkah laku aneh sang pangeran.
  • 3:40 - 3:45
    Takdirnya merupakan satu contoh
    betapa tragedi bisa dihindari,
  • 3:45 - 3:49
    dan menunjukkan efek riak
    permainan pikiran beracun Hamlet.
  • 3:49 - 3:54
    Peringatan akan tragedi terus
    diabaikan di sepanjang pementasan.
  • 3:54 - 3:58
    Kadang, mereka terjadi
    tanpa disengaja–
  • 3:58 - 4:01
    seperti saat ayah Ophelia mengacuhkan
    tindakan Hamlet yang mengkhawatirkan
  • 4:01 - 4:04
    sebagai penyakit cinta biasa.
  • 4:04 - 4:08
    Di bagian lain, tragedi bermula
    dari muslihat yang disengaja–
  • 4:08 - 4:13
    seperti ketika kasus salah identitas
    berujung pada pertumpahan darah.
  • 4:13 - 4:16
    Momen-momen ini membuat
    kita merasa tak nyaman
  • 4:16 - 4:19
    bahwa tragedi tumbuh dari
    kesalahan manusia–
  • 4:19 - 4:24
    bahkan jika kesalahan kita
    adalah keraguan.
  • 4:24 - 4:30
    Mungkin satu-satunya yang tidak kita
    ragukan adalah kemanusiaan Hamlet.
  • 4:30 - 4:35
    Namun kita terus bergumul tentang
    siapakah Hamlet "sebenarnya."
  • 4:35 - 4:38
    Apakah dia putra bangsawan
    yang membalaskan dendam ayahnya?
  • 4:38 - 4:42
    Atau seorang pangeran gila
    yang menyulut kekacauan?
  • 4:42 - 4:45
    Haruskah dia berlaku atau mengamati,
    ragu atau meyakini?
  • 4:45 - 4:48
    Siapakah dia? Mengapa dia ada di sini?
  • 4:48 - 4:52
    Lalu siapa yang di luar sana–
    menanti dalam gelap?
Title:
Mengapa kau harus membaca "Hamlet"? - Iseult Gillespie
Speaker:
Iseult Gillespie
Description:

Lihat pelajaran lengkapnya: https://ed.ted.com/lessons/why-should-you-read-hamlet-iseult-gillespie

"Siapa di sana?" Bisikan dalam gelap, tanya ini mengawali sebuah kisah konspirasi, muslihat dan ambiguitas moral. Dalam pentas di mana semua orang punya rahasia, jawabnya tak sederhana. Ditulis oleh William Shakespeare, "Hamlet" menceritakan karakter pangeran yang dihantui oleh masa lalu, tetapi tak punya kendali akan masa depan. Gillespie menggali sisi manusiawi dan tragedi Hamlet.

Pelajaran oleh Iseult Gillespie, disutradarai oleh Lucy Animation Studio.

more » « less
Video Language:
English
Team:
closed TED
Project:
TED-Ed
Duration:
04:54

Indonesian subtitles

Revisions