Apa yang membuat Anda bahagia? Apa yang Anda pikirkan ketika mendengar pertanyaan tersebut? Apa Anda mampu menjawabnya dengan cepat, atau Anda harus berpikir agak lama? Tampak seperti pertanyaan sederhana, bukan? "Apa yang membuat Anda bahagia?" Dan keinginan untuk menjadi bahagia adalah hal normal bagi manusia, Namun, terkadang tidak mudah untuk menjawab pertanyaan tersebut. Beberapa tahun lalu, saya mulai banyak berpikir tentang kebahagiaan. Saya lalu benar-benar bercermin pada kehidupan saya dan bertanya pada diri sendiri tentang kebahagiaan. Salah satu pertanyaan yang mulai saya pikirkan adalah "Apakah saya sebahagia yang saya bisa sekarang?" Saya merenungkannya dan sejujurnya, saya menyadari jawabannya adalah tidak. Saya tidak sebahagia yang saya bisa. Kemudian saya memikirkan alasannya. Karena, ketika Anda merenungkan segala hal tentang kehidupan, kita tidak pernah benar-benar diajarkan, secara formal, cara menjadi bahagia. Coba pikirkan. Di bangku sekolah, Anda mempelajari matematika dan sains, tetapi tidak tersedia kelas tentang cara menjadi bahagia. Gagasan-gagasan dan pertanyaan-pertanyaan ini mulai berkeliaran dalam benak saya, dan di waktu yang sama, saya sedang menjalani S-3 di bidang ilmu kesehatan. Karena tidak mampu menjawab pertanyaan-pertanyaan tadi, Layaknya para peneliti pada umumnya, saya membaca hasil-hasil penelitian. Saya mulai belajar tentang kebahagiaan. Begitu menariknya hal yang saya pelajari, sehingga saya mengganti topik penelitian, dan mulai meneliti tentang kebahagiaan. Saya menulis disertasi terkait kebahagiaan. Terkait kebahagiaan, banyak data yang menunjukkan betapa pentingnya kebahagiaan. Namun, jika Anda memikirkan hidup Anda dan mengungkapkannya saat ini, tak peduli seberapa bahagia atau tidak bahagia, berdasarkan penelitian, sangat mungkin bagi Anda untuk menjadi lebih bahagia. Dan jika Anda tidak bisa lebih bahagia dalam hidup Anda, Anda mungkin melewatkan sesuatu dan tidak sedang hidup sebahagia mungkin. Coba pikirkan. Jika kehidupan Anda sekarang bukanlah yang paling bahagia, Anda seperti menjalani kehidupan analog, alih-alih kehidupan berkualitas tinggi. Sebagai peneliti kebahagiaan, saya mendapat banyak pertanyaan tentang kebahagiaan. Di antara pertanyaan itu, yang paling banyak ditanyakan adalah "Gillian, apa yang harus saya ketahui atau lakukan atau lihat, hal apakah yang harus saya ketahui untuk menjadi bahagia?" Dan tahukah Anda, faktanya, tidak ada hal semacam itu. Tidak ada pil ajaib untuk kebahagiaan. Andalah apotekernya. Semuanya terserah Anda. Tak seorang pun bisa menulis resep kebahagiaan Anda, kecuali Anda sendiri. Jadi, walaupun saya meneliti kebahagiaan, saya tak bisa meresepkannya untuk Anda. Tetapi, saya bisa berbagi dengan Anda dua hal paling berpengaruh yang saya pelajari dalam penelitian saya agar Anda menjadi lebih bahagia. Pertama, Anda tidak bisa hanya mengharapkan kebahagiaan. Kebahagiaan tidak begitu saja terjadi. Dibutuhkan kinerja, niat, dan usaha. Kebahagiaan bukanlah merupakan tujuan, melainkan sebuah penerapan. Hasil-hasil penelitian pun mendukung gagasan ini, Saya juga mengamatinya pada data penelitian saya. Saya bekerja sama dengan UC Berkeley untuk pendidikan S-3 saya dan melakukan percobaan secara online selama empat pekan terhadap mahasiswa saya. Hal yang mereka lakukan tiap pekan adalah menonton serangkaian video untuk belajar tentang mengapa kebahagiaan itu penting, rasa syukur, perhatian, persahabatan, relasi, hubungan sosial. Sehingga, saya harus merekrut mahasiswa untuk penelitian saya. Dan berdasarkan perhitungan ukuran sampel, saya membutuhkan 60 mahasiswa untuk memperoleh sampel yang cukup banyak. Jadi, saya mengirimkan surel kepada semua mahasiswa S-1 saya, saya memiliki 1.282 mahasiswa, semuanya menyatakan ingin terlibat dalam penelitian saya. Tidak hanya terdapat minat untuk menjadi bahagia, tetapi juga ada perubahan yang signifikan secara statistik pada kebahagiaan mahasiswa selama penelitian saya. Ketika mahasiswa memulai, sampai akhir, terlihat pada grafik mereka lebih bahagia di akhir penelitian karena Anda tidak bisa hanya berharap, Anda harus mengambil tindakan yang terencana untuk bahagia. Lalu, hal kedua yang saya pelajari adalah bahwa lingkungan berperan penting. Apa maksud saya? Ada sebuah penelitian di Universitas Missouri. Peserta penelitian dibawa ke laboratorium untuk mendengarkan penggalan musik. Grup pertama masuk, dan mereka mendengarkan penggalan musik "The Rite of Spring" karya Stravinsky. Lagu ini digambarkan sebagai lagu yang netral secara hedonis. Maksudnya adalah, lagu ini tidak terlalu membangkitkan perasaan positif, bahagia, atau senang. Saya akan memutar potongannya. Bunyinya seperti ini. (Musik: "The Rite of Spring") Salah satu grup, setengah dari jumlah peserta mendengarkan "The Rite of Spring" oleh Stravinsky, lalu setengah peserta lagi, masuk, dan mendengarkan karya dari Copland berjudul "Rodeo". Adapun lagu ini disebut positif secara hedonis, atau merupakan musik ceria. Bunyinya seperti ini. (Musik: "Rodeo") Bagaimana? Apakah Anda jadi lebih bahagia? (Tertawa) Jadi, ketika para peserta masuk dan mendengarkan musik yang ambigu dan netral atau musik yang ceria para peserta dibagi lagi. Sebagian peserta diminta, "Dengarkan saja penggalan musik ini." Sebagian lain diminta, "Dengarkan penggalan musik ini dan cobalah untuk lebih bahagia." Jadi, dari keempat grup yang ada dalam penelitian ini, satu-satunya yang merasakan peningkatan pada kebahagiaan mereka adalah grup yang mendengarkan musik positif dan mencoba untuk bahagia. Sedangkan grup yang mendengarkan musik ambigu dan netral tidak merasakan peningkatan serupa walaupun mereka berusaha untuk bahagia. Ini mengajarkan apa? Bahwa lingkungan penting. Niat saja tidak cukup. Ingin bahagia tidaklah cukup. Kita harus menciptakan lingkungan sekitar yang kondusif untuk mendukung kebahagiaan kita. Jadi, jika Anda memikirkan hidup Anda saat ini, Pikirkan lingkungan Anda berada: Siapa dan apa yang Anda pilih untuk berada di sekitar Anda? Siapa yang Anda ikuti di media sosial? Musik, buku audio, atau siniar seperti apa yang Anda dengarkan? Seberapa banyak Anda menonton berita? Lalu bagaimana perasaan Anda terkait semua itu? Semua hal ini sangatlah penting, dan memengaruhi kebahagiaan Anda. Sebagai penutup, saya ingin mengajak Anda merenungkan perasaan Anda saat ini, Seberapa bahagia Anda. Apa Anda merasa lebih bahagia, kurang bahagia? Bagaimanapun perasaan Anda, saya jamin, sangat mungkin untuk merasa lebih bahagia. Kemudian, dengan mengingat dua hal, yang pertama, Anda tak bisa hanya mengharapkan kebahagiaan. Kebahagiaan tak terjadi begitu saja. Kebahagiaan bukanlah sebuah tujuan, melainkan sebuah penerapan. Suatu hal yang harus kita kerjakan setiap hari jika ingin bahagia. Hal kedua adalah bahwa lingkungan kita juga penting. Jika kita sebisa mungkin memilih dengan teliti untuk menciptakan lingkungan sekitar yang kondusif terhadap kebahagiaan kita, mengingat kedua hal itu, dapat dipastikan bahwa Anda sedang menuju hidup yang lebih bahagia. Sebab, tak ada pil ajaib bagi kebahagiaan. Andalah sang apoteker. Terima kasih. (Tepuk Tangan)