Hi semuanya! Ini adalah tayang bincang saya mengenai orang-orang yang menginspirasi saya dan mereka yang memotivasi saya untuk berbuat sesuatu Jadi, tamu kita kali ini adalah Kiki Febriyanti seorang pembuat film independen dari Indonesia Hi, Kiki! Bagaimana kabarmu? Hi, baik. Kamu? Saya pun baik-baik saja Terima kasih! Terima kasih sudah bergabung Saya pikir sangat penting untuk melakukan perbincangan ini karena saya ingin pemirsa mengatahui cara mu dan jalan yang kamu pilih dan saya ingin bertanya seperti apa rasanya menjadi seorang pembuat film independen saat ini, di era ini tapi mari mulai dari awal mungkin kamu bisa bercerita sedikit apa yang mengawali ketertarikanmu pada pembuatan film? Bagaimana kamu memulai? Ceritanya panjang haha, tapi mari kita persingkat karena saya harus merunut ke masa kecil saya jadi, awalnya awalnya saya sebenarnya terinspirasi teman baik kakek-nenek saya dan dia adalah fotografer jurnalistik jadi dia sering menunjukkan yang dia kerjakan dan saya berpikir, baiklah, saya akan jadi fotografer jurnalistik juga seperti dia keluargaku pun suka nonton film dan orangtuaku nenek dan ibu bapakku mereka sering mengajakku menonton film di bioskop tempatnya di dekat rumah kami hanya butuh berjalan selama 5 menit ke sana lalu saya ingat orang yang bekerja sebagai tukang bersih di sana sudah akrab akrab denganku di bioskop, jadi biasanya sebelum bioskop buka dia mengajakku bermain di dalam hanya untuk melihat-lihat poster dari film-film dan sekadar duduk di dalam bioskop sebelum ada penonton lain jadi itulah bagaimana saya bisa tertarik pada film jadi, dari masa kecilmu saat kamu masih kanak-kanak dan pada tahun 2008 ada saat saya masih di universitas, ada lokakarya pembuatan film dokumenter In-Docs acara itu datang ke universitas saya di Jember Java Timur lalu saya mengikuti acara tersebut dan saya terpilih cerita saya terpilih untuk mendapatkan beasiswa untuk diproduksi lalu itulah bagaimana saya mulai membuat film jadi, pada tahun 2008 saya membuat film dokumenter pertama saya jadi, itu 12 tahun yang lalu ya, 12 tahun yang lalu Apa film pertamamu? Tentang apa? Film itu tentang dua orang yang mereka dicap buruk karena mereka menderita gangguan kesehatan jiwa dan saya membuat cerita tentang perasaan mereka tentang kehidupan mereka Bagaimana mereka berjuang untuk diterima masyarakat di keluarga mereka dan di lingkungan jadi, film itu tentang gangguan kesehatan jiwa dan itu tentang tempat tentang rumah sakit, ya, kerena saya menonton film itu dan paham sedikit tentang alurnya ya, awalnya film itu dibuka dengan pendirinya memberitahuku tempat itu awalnya hanyalah tempat untuk belajar Qur'an seperti mengaji, tapi lalu banyak orang datang untuk memberikan tempat bagi orang-orang ini dan tempat itu menjadi seperti sekarang seperti penampungan untuk orang-orang dengan gangguan mental ok, jadi ya Bagaimana kamu menemukan cerita ini? Bagaimana kamu menemukan orang-orang ini? Bagaimana kamu menemukan subjek? sebenarnya Saya sudah seperti berteman dengan pendiri pesantren Islam Al-Ghafur karena ibu saya bekerja sebagai guru di sekolah dasar dekat pesantren itu dan itulah bagaimana saya mengenal dia dan saya sering penasaran karena orang-orang ini orang-orang yang ada di sana orang dengan gangguan jiwa seperti kata warga sekitar bebas berjalan-jalan bebas berkomunikasi dengan orang lain di lingkungan itu jadi mereka tidak berada di penampungan seperti yang kita pikirkan berada di dalam ruangan dan tidak diperbolehkan keluar sebaliknya, mereka mereka berinteraksi berinteraksi dengan warga di sana itulah yang menarik bagi saya tapi maksud saya topik ini cukup spesifik ya dan ini huuuh ya seperti awalnya kita biasanya mengira mereka berbahaya mereka kita pikir kita harus menjauhi mereka atau seperti itulah tapi yang saya selalu pelajari sejak kecil mereka seperti kita, mereka tidak berbeda dengan saya mereka bisa berkomunikasi dengan orang lain mereka dapat bersosialisasi mereka bisa bekerja dan saya pikir Bagaimana kehidupan mereka sebenarnya? menghadapi situasi menghadapi masyarakat, menghadapi keluarga mereka ini menarik bagi saya, dan seperti melihat diri saya sendiri melalui orang-orang ini, melalui subjek saya itulah bagaimana dan kenapa saya membuat film ini Bagaimana reaksi subjekmu saat mereka melihat kamera? ya sebenarnya itu hal yang lucu ya bagaimana mereka bereaksi di depan kamera di kasus saya di film pertama itu subjek seperti Saya mencoba membuat mereka terbiasa dengan kamera jadi saat penelitian saya pun membawa saya membawa kamera jadi mereka dapat terbiasa dengan itu dan mereka baik-baik saja sebaliknya salah satu kru yang saya bawa ke lokasi yang seharusnya merekam ini karena saya menyutradarai jadi saya mencoba berkomunikasi dengan subjek dan tugas si kamerawan adalah untuk merekam dia tidak bisa, dia gugup dan entah bagaimana apa yang tak dikira reaksi itu bukan dari subjek tapi dari salah satu kru ya sebenarnya pertanyaan ini membuat saya berpikir Bagaimana subjek subjek mana saja bereaksi pada kamera, ya? Jika kita berbicara tentang pembuatan film dokumenter itulah mengapa saya selalu tertarik dengannya Saya senang kamu membuat film ini dan ini terbuka kalau tak salah? jadi, penonton dapat melihat ya, ini ada di website yang bernama cultureunplugged.com jadi bisa kita tautkan di bawah tentu saja dan kalau saya tak salah kamu terpilih berkat film ini di beberapa festival film berbeda dan kamu pun menghadiri STEPS International Film Festival of Human Rights di Ukraina, di Kharkiv, di Ukraina, ya pada tahun 2013, benar? 2014, dana kalau saya tak salah itu sudah belalu sangat lama tidak tidak tidak, itu pada tahun 2013, Ki ahhh baiklah benar? itu di tahun 2013 ya ya Kamu menerima penghargaan di festival ity Kamu menerima penghargaan sebagai pembuat film dokumenter terbaik dan itu berkat film Jangan bilang aku gila / Don't call me crazy benar mungkin kamu bisa ceritakan sedikit tentang pengalamanmu Festival pertama saya adalah di India itu terpilih di India bagi saya untuk menayangkan film saya pada khalayak khalayak umum yang lebih luas dan itu sudah membahagiakan saya ya karena itu harapan saya untuk menggugah kesadaran akan orang-orang dengan situasi ini tentang subjek saya tentang kondisi itu ya jadi saat mereka maksud saya festival yang memberi penghargaan ini ini seperti bonus karena bagi saya inilah kebahagiaan saat publik mengetahui kondisi di sana di kampung halaman saya dengan orang-orang ini jadi, ya itu adalah bonus seperti kebahagiaan tambahan ditambah lagi Duta Besar Indonesia untuk Ukraina menghadiri acara itu dan dia beserta staf juga sangat suportif jadi ya, saya sangat bahagia dengan itu Kamu bahagia dapat berbagi dengan publik, benar untuk berbagi cerita ya, dan saya sangat memahamimu Bisa bertanya tentant film ke duamu? yang juga independen dan itu berjudul "Yup, it's my body" baiklah ya Bagaimana kamu memilih topik dan subjek? mungkin dapat kamu ceritakan sedikit tentang film itu Jadi, sebenarnya ini film ke dua "Yup, it's my body" saya membuatnya seperti sebuah buku harian karena saya sudah akan lulus dari universitas saya danpada tahun-tahun itu saya tinggal bersama subjek-subjek saya yang juga teman satu kos saya teman tinggal saya di rumah sewa dan saya menyadari bebera kebiasaan kami kami semua...seperti kami selalu berdiskusi tentang citra tubuh saya mencoba diet ini itu dan saya bertanya pada mereka Mengapa melakukannya? Untuk apa? Di rumah sewa saya saat itu kebanyakan dari mereka ingin mengurangi berat badan khususnya salah satu teman dekat saya namanya Sara dia lebih sering berbagi cerita dengan saya tentang hidupnya gaya hidupnya seperti itulah karena kami seperti keluarga di rumah sewa itu jadi saya mencoba mendokumentasikannya seperti memorabilia jadi saya merekam saya memulai merekam dengan Mini DV jadi saya gunakan itu untuk merekam awalnya saya gunakan untuk merekam aktivitas dan situasi rumah kami dengan handycam itu dan kaset awalnya saya menggunakan sebenarnya kaset bekas jadi saya tidak membeli saya dapat kaset mini DV dari dokumentasi pernikahan dan salah satu teman saya dia seorang jurnalis televisi jadi kaset itu sudah digitalisasikan dia memberi saya jadi saya seperti menggunakan kaset itu lagi dan lalu di In-Docs saya membaca pengumuman bahwa Ind-Docs membuka beasiswa lagi untuk masterclass jadi saya mengajukan diri dengan cerita ini yang sudah saya rekam sebelumnya jadi, saya tinggal menelusuri topik itu lebih lanjut tentang citra tubuh Sekarang ini, topik citra tubuh positif menjadi sebuah agenda, ya dan filmmu "Yup, it's my body" dibuat pada 2009? sembilan, sembilan ya jadi itu adalah 11 tahun yang lalu mengangkat topik citra tubuh positif, ya jadi, saya pikir kamu lebih maju dari zaman itu benar? ya, menurut saya isu seperti ini ya, ini buruk karena setelah sekian lama kita masih harus kita masih punya masalah seperti ini Kiki, hal ini sangat bagus Kamu menyinggung kaset di percakapan ini ya dan seperti yang saya pahami kira-kira 12 tahun lalu kamu masih bisa menyaksikan era pra-digital Kamu mungkin masih dapat bekerja dengan film mungkin mungkin bisa kamu ceritakan sedikit tentang itu Apakah ada perbedaan antara pembuatan film analog dan digital Sebenarnya ini seperti sangat berbeda seperti karena saat film analog biayanya sangat besar ya jika kita bicara soal produksi karena kamu harus membeli kaset mini DV dan satu kaset harganya kira-kira 20 000 IDR mungkin 2 USD saat itu lalu satu kaset mampu merekam sekitar 60 menit sekitar 1 jam dan sekarang kamu dapat menggunakan SD Card...atau hanya memory card, jadi semua digital jadi, kamu dapat merekam apapun kapanpun sesuai maumu lalu kamu tinggal memindahkannya ke Harddisk atau komputermu dan selesaai, jadi Kamu dapat menggunakannya berulang kali setiap saat ya, maksud saya, kamu tinggal membeli sekali atau dua kali atau membeli beberapa, tapi dapat kamu gunakan kartu ini berulang kali setiap saat tidak perlu khawatir bahwa di situasi mendesak di situasi seperti itu Kamu akan kehabisan kaset, benar ya dan juga masalahnya adalah saya rasa setidaknya menurut saya saya rasa dengan kaset mini dV itu seperti melatih kita untuk lebih disiplin saya terlatih untuk disiplin dengan ini karena saya harus memikirkan pendanaan secara akurat mempertimbangkan waktu hal-hal seperti itu bahkan saya... jadi, ada batasan, maksud saya seperti dengan pembuatan film analog kamu memiliki batasan ya, saya punya batasan-batasan, tapi banyak juga kelebihan dan kekurangan, tentu saja, ya saat itu saya saya ingat karena saya melakukan semuanya sendiri Saya memberi tanda pada pada kaset dengan stiker karena saat penyuntingan dan paska produksi saya duduk di samping penyunting saya dan saya dapat mengingat dengan tepat ok, footage ini berada di kaset nomor ini dan ini dan kode waktunya kira kira adalah menit ke sekian, detik mungkin agak berbeda ya tapi saya dapat mengingat seperti ini ya, itu lebih mudah karena kami punya ya, saya masih menyimpan mini DV kaset saya, jadi terkadang saya mencoba mengingat ohh, waktu itu saat saya membuat film pendek itu saya harus mengingat hal-hal ini ya, itu tentang produksi lalu lalu selanjutnya tentang distribusi dulu lebih mahal tentunya dibanding sekarang, distribusi sangat murah karena kita dapat melakukannya online ya Kiki, Saya juga tahu bahwa kamu bekerja sebagai kru film di beberapa projek berbeda terkadang kamu menjadi sutradara terkadang menjadi asisten sutradara terkadang menjadi produser dan kamu tak hanya membuat film dokumenter tapi dengan media yang berbeda pula mungkin bisa kamu ceritakan sedikit tentang proses pengambilan gambar proses pengambilan gambar itu Apa arti pengambilan gambar bagimu? Hal itu berbeda, setiap produksi memiliki tipe yang berbeda Maksud saya mari kita ambil gambaran umumnya seperti antara film dokumenter dan non-dokumenter, contohnya di film non-dokumenter biasanya kita memiliki lebih banyak kru non-dokumenter, fiksi fiksi atau itu bisa juga iklan atau hal semacamnya apapun yang bukan dokumenter biasanya kita setidaknya di situasi saya, di kasus saya saya punya pengalaman bekerja dengan lebih banyak kru untuk film non-dokumenter dan untuk dokumenter, saya memilih setidaknya sejauh ini saya memilih untuk bekerja dengan kru yang lebih sedikit dan biasanya di film dokumenter saya dapat memilih sendiri kru saya saya lebih suka memilih kru saya sendiri orang-orang yang saya kenal seperti kami sudah mengenal satu sama lain ritme kerja, karakter dan semuanya karena cara kami berkomunikasi kami tidak selalu setuju satu sama lain namun kami selalu memahami "bahasa" jadi, itu seperti film dokumenter yang kamu pilih untuk memiliki seorang kru chamber seperti hanya sepasang ya, seperti lebih intim ya ya ya, saya paham baiklah, Kiki apakah karena kamu tahu di Facebook dan di manapun saya mengikuti grup-grup ini tentang pembuatan film grup yang menyenangkan, saya maksud ya dan banyak orang yang mengatakan bahwa itu adalah pekerjaan berat kamu tahu bahwa saya juga mengambil bagian pada pengambilan gambar dan saya ingat itu merupakan kejutan besar bagi saya saat saya datang untuk merekam lokasi dan semuanya berakhir dalam 24 jam jadi saya memiliki 24 jam pengambilan gambar dan itu bencana bagi saya entah kenapa saat kamu berada pada proses pengambilan gambar kamu tak akan sadar cepatnya waktu berlalu kamu tak akan menyadarinya, tak akan kamu rasakan entah bagaimana itu menakjubkan bagi saya dan entah kenapa saya menyukainya dan saya kira jika kamu bekerja di bidang itu selama lebih dari 10 tahun mungkin kamu memperhatikan itu dan itu membuatmu tertarik mungkin kamu punya saran untuk pembuat film yang masih muda Bagaimana rasanya berada di proses pengambilan gambar? Kamu menyukainya? Bagaimana tepatnya? ya, jika membicarakan tentang film non-dokumenter, contohnya akan selalu ada penjadwalan waktu kami memiliki lembar panggilan, jadwal seperti waktu panggilan kru adalah jam sekian contohnya, 6 a.m. atau 5 a.m. lalu kami berkumpul dan menyiapkan semuanya lalu kami mulai mengambil gambar pada 7 a.m., atau sekitar jam itu dan kami diharuskan menyelesaikan proses itu pada jam sekian, contohnya di film non-dokumenter, proses ini sepertinya lebih tepat waktu namun untuk film dokumenter kami tidak memiliki kami tak punya penjadwalan khusus semacam itu kami mengambil gambar berdasarkan riset kami sebenarnya tapi tentu saja kami sudah terbiasa, kami paham ohh baiklah, karakter saya biasanya bangun jam sekian, biasanya pada pukul sekian dia berangkat sekolah atau pada jam ini biasanya dia pergi beribadah, semacam itu tapi saat pengambilan gambar, yang terjadi bisa berbeda berubah terkadang berubah seutuhnya jadi, itulah bagaimana kami menyesuaikan jika ada momen di luar perhitungan di tengah malam atau dini hari untuk film dokumenter saya rasa otak saya selalu siap sedia bahkan di saat saya tidur saya juga merasa seperti otak saya masih bekerja, kamu tahu ya ya seperti saya harus terjaga sepanjang waktu selama pengambilan gambar film dokumenter karena kamu mengikuti seorang subjek atau beberapa subjek sekaligus karena kamu mengikuti cerita banyak orang mengira saat saya bertemu orang-orang, teman atau keluarga atau orang asing mereka tahunya ohh kamu bekerja di di perfilman ohh pasti keren bisa sering bepergian berkaitan dengan karpet merah bertemu selebritis tentunya kamu memiliki foto-foto menarik untuk sosial media seperti berada di belakang kamera sedang memegang clapper board atau hal-hal seperti itu ya pemahaman seperti itu lucu tapi pembuatan film tidak hanya tentang itu sebenarnya banyak hal terjadi yang mengharuskanmu memiliki kecintaan dan semangat di bidang itu karena itu saya berani bilang itu bukanlah pekerjaan mudah, kamu tahu dan bagi saya, itu bukan hanya sekadar pekerjaan bukan sekadar profesi tapi juga bagian dari hidup saya jadi, kalau kamu tidak mencintainya hal itu akan lebih sulit mungkin ya sejujurnya, saya tak tahu apakah kami memiliki ketepatan penjadwalan jam kerja seperti, contohnya, mereka yang bekerja kantoran mereka memiliki waktu spesifik seperti dari jam 9 sampai jam 5 tapi di perfilman kami tidak punya itu karena terkadang kami harus mengejar beberapa momen seperti kami harus mengambil gambar matahari terbenam atau matahari terbit seperti terbitnya matahari, terbenamnya matahari contohnya, ya, hanya sebuah contoh sesuatu yang eksplisit yang sangat mudah dijelaskan banyak hal seperti itu dan saya sangat setuju denganmu bahwa jika seseorang tidak memiliki semangat di bidang itu hal itu jadi sangat sulit karena itu pun sulit bagi mereka yang mencintai bidang tersebut ya, mereka yang mencintai dunia perfilman dan mungkin bisa kamu ceritakan sedikit tentang cara independen mu untuk paska-produksi kamu menjalaninya hingga paska produksi paska produksi adalah penyuntingan dan seorang pembuat film independen harus melakukan distribusi jadi, apa caramu? Apakah langkahmu untuk kedua posisi ini? ya hal itu berbeda dari satu pembuat film dengan yang lain mereka memiliki tujuan berbeda beberapa dari mereka tidak menyukainya saya kenal beberapa orang yang tidak ingin mendistribusikan karya mereka jadi mereka membuat mereka tidak menanyangkan karya mereka di festival, contohnya tapi hanya untuk komunitas beberapa dari mereka hanya ingin menanyangkan karya mereka di festival, tapi tidak secara daring, contohnya, jika kita membicarakan tren sekarang ini tapi bagi saya jika kita berbicara secara umum saya ingin ketika saya membuat film saya ingin menunjukkannya pada orang banyak pada publik bagi pembuat film independen biasanya kami tidak memiliki produser atau kami tidak punya publisis khusus atau distributor kami biasanya mendistribusikan karya kami sendiri jadi, itu yang saya lakukan Terima kasih Bagaimana biasanya kamu melakukan distribusi? Cara apa yang kamu pakai? Maksud saya seperti Saya tahu bahwa ada banyak platform sekarang seperti Filmfreeway atau hal lain semacamnya kamu bisa mengajukan secara daring mungkin kamu dapat berbagi sedikit tentang itu sebenarnya itu sangat berbeda jika kita berbicara masa lalu dan masa kini karena dahulu kami membutuhkan biaya lebih untuk mengajukan film kami karena kami harus mencetak salinan film kami dalam mini DV atau VCD dan setelahnya kita punya VCD lalu DVD kami harus mengirimkan salinan film kami ke festival melalui kurir kantor pos atau semacamnya dan jika festivalnya ada di luar negeri, contohnya tentu saja, biayanya lebih untuk menggunakan jasa pos, benar? ya ya dan jika pihak festival yang meminta film kami biasanya mereka yang menanggung biaya tapi jika kami yang ingin mengirim film kami itu berarti biaya kami yang tanggung Sekarang, itu semua daring kita tak harus mengeluarkan biaya apapun ada banyak festival film yang tidak memungut biaya gratis, ya pengajuan tidak dipungut biaya pengajuannya gratis kamu hanya perlu mengunggah filmmu melalui platform internet mungkin Dropbox, Wetransfer, Filmfreeway, Mega banyak contohnya Filmfreeway, Filmdepot banyak platform sekarang dan juga karena proses digital ini semakin banyak mungkin tak dapat kita hitung seperti ribuan atau jutaan festival film yang kita tak ketahui dan itu memberi kesempatan lebih bagi kita untuk mencoba juga untuk mendistribusikan film kita yang kini lebih murah dan mungkin lebih mudah juga Bagaiman pendapatmu, Kiki, apakah mudah apakah mudah untuk menjadi pembuat film independen? Bagaimana pembuat film independen biasanya mencari pendanaan? karena saya tahu bahwa mendanai film bukanlah hal yang mudah, ya ya ahhh ya untuk membuat film yang murni berdasarkan idemu benar-benar menurut perasaanmu kamu sangat ingin membuatnya projek khusus ini itu tidak mudah karena kadang kita mengajukan pendanaan hibah, perorangan, atau organisasi itu tidak mudah karena akan sangat banyak pembuat film lain yang juga mengajukan diri untuk program yang sama Tepat sekali Terkadang kita tidak terpilih Saya percaya bahwa terkadang jika kita tidak terpilih bukan berarti film kita buruk atau projek itu jelek kadang itu berkaitan dengan selera juga Beberapa orang juga melakukan bisnis lain atau memiliki pekerjaan lain seperti dan mereka menyisihkan sebagian uang untuk membuat film yang mereka sukai Saya mengenal beberapa pembuat film yang juga bekerja sebagai petani Saya mengenal pembuat film lainnya yang bekerja sebagai pegawai negeri sipil sebenarnya atau mereka memiliki pekerjaan sampingan atau seperti saya, saya bekerja saya bekerja lepas sebagai kru di berbagai departemen pada produksi film di Jakarta Maksud saya jika kamu benar-benar mencintai perfilman sering orang berpikir ohh kamu bekerja di perfilman pasti uangnya banyak itu bisa jadi benar atau tidak terkadang tujuanmu bekerja saat kita memiliki uang kita mencoba untuk membayar uang sewa, untuk membeli makanan hal-hal dasar kita berusaha mencukupi diri sendiri Piramid Maslow, benar ya tapi apa yang seringkali muncul setidaknya bagi saya saat saya bekerja atau saat saya menerima panggilan untuk projek atau semacam itu apa yang muncul di pikiran saya seringnya baiklah, saya akan menyimpan uang saya artinya jika mereka memberitahu gajinya sekian anggarannya sekian jadi yang saya pikirkan biasanya baiklah, jadi ini hanya cukup untuk makan, contohnya atau ini cukup untuk membayar sewa tapi yang saya pikirkan selalu baiklah, saya harus menyimpan uang untuk projek saya selanjutnya itu hal pertama yang muncul di pikiran saya untuk menyimpan uang meski sedikit walaupun itu hanya 50 000 IDR untuk film saya, projek saya selanjutnya okay, Kiki, jadi saya paham bahwa seperti seniman independen lain dan pembuat film independen lainnya kamu hanya mencoba mencari uang dari pekerjaan lepasmu tapi entah bagaimana pekerjaan lepas itu ternyata masih berkaitan dengan perfilman pada kasusmu jadi, kamu adalah pembuat film kru pembuatan film bekerja untuk film independenmu sendiri ya jadi itu seperti... tapi itulah hidup, ya dan saya ingin bertanya padamu tentang projek terbarumu salah satunya adalah film dokumenter "Calalai" ya, film dokumenter "Calalai" bisa kamu ceritakan sedikit soal itu jadi, projek terbaru saya satu adalah dokumenter judulnya "Calalai In-betweenness" itu tentang gender ke lima di Indonesia dalam kebudayaan Bugis di pulau Sulawesi Selatan mereka mempercayai 5 macam gender yang dituliskan pada manuskrip La Galigo bahwa manusia memiliki lima gender laki-laki, perempuan, bissu mereka seperti dukun, pendeta lalu calabai dan calalai dan saya membahas Calalai jadi itu seperti mereka maksud saya orang Bugis mereka memiliki sistem mereka sendiri yang jauh melampaui menakjubkan menurut saya sangat menarik bagi saya ya benar, ya benar saya pikir itu pun menarik bagi masyarakat sekarang ini, karena semakin dari hari ke hari agenda tentang peran peran sosial, ya dan gender kita mendiskusikannya... ya, karena sekarang ini juga maksud saya tak hanya sekarang banyak laki-laki sebenarnya mereka jadi bekerja di rumah mengurusi anak-anak mereka seperti menjadi sosok bapak dan mereka tidak bekerja di kantor, contohnya dan sang istri lah yang bekerja di kantor yang mana menurut beberapa golongan masyarakat tertentu hal itu aneh dan tak lazim tapi bagi maksud saya, sejauh pemahaman saya, itulah mengapa saya membuat film ini dalam masyarakat Bugis, itu lazim atau jika wanita bekerja di bidang konstruksi wanita menjadi insinyur, ahli teknik atau pembuat film, jurnalis, polisi anggota polisi atau semacam itu atau bahkan presiden itu bukanlah hal yang... aneh bagi masyarakat Bugis saya bukan orang Bugis tapi sejauh ini itulah yang saya pelajari dari mereka jadi, Calalai adalah hal seperti itu jadi, jika kamu adalah wanita secara biologis sah sah saja bagimu contohnya, kamu kini menjadi pembuat film yang sering dicap orang sebagai dunia laki-laki ya, banyak profesi di kehidupan kita diklaim sebagai milik pria ya ya okay, Kiki dan saya ingin bertanya padamu tentang projek terbarumu film "Roti" yang berarti "Bread" dalam Bahasa Inggris Jika saya tak salah, itu adalah sebuah film mikro, benar? ya, dan durasinya hanyalah 30 deitk itu fiksi, namun berdasarkan kisah nyata oh, tapi jika itu berdasarkan kisah nyata, jangan baritahu kami karena durasinya hanya 30 detik jadi, jangan membocorkan apapun, ya jangan membocorkan cerita ya tapi itu akan ditayangkan secara daring sebenarnya sudah tayang pada festival film Feminist Film Festival di Berlin dan pada masa pandemi Corona ini mereka akan menayangkannya lagi film-film terlpilih secara daring baiklah, mungkin bisa kita sertakan tautan atau informasi di bawah video ini baik, Kiki, saya pikir saya akan mengakhiri percakapan ini meskipun ini sangat menarik dan sangat berguna untuk mendapat semua cerita ini dari kamu Apa yang... Apakah kamu sedang mengerjakan sesuatu di masa pandemi Corona ini? atau hal lain saat karantina? Apa ada rencana ada projek lain di masa yang akan datang? jadi, ya, di masa Corona ini saat kita sedang karantina kita semua mungkin, sebagian besaar dari kita sedang karantina saya sedang mengerjakan projek video yang saya kerjakan dengan cara dokumenter dalam pengolahannya tapi hasilnya akan seperti video seni seperti eksperimental jadi, kamu menyukai gambar bergerak ini bahasa, ya saya sebenarnya sangat menyukainya juga ya, maksud saya video, audio-visual saya menyukai audio-visual, saya sangat menyukai video selain menjadi seorang pembuat saya pun menyukainya sebagai penonton Saya suka menghabiskan waktu menonton video-video pendek atau film atau menghabiskan waktu pada... sebelum Corona melanda saya suka menghabiskan waktu dengan pergi ke bioskop ya, ya saya dapat memahamimu jadi, itulah bahasa yang ingin kamu konsumsi dan buat, benar? ya ya okay, Kiki, terima kasih banyak telah berbincang dengan saya saya sangat senang saya harap kita dapat bertemu lagi dan berdiskusi tentang topik lain mungkin dan mungkin kita dapat berbincang tentang projekmu selanjutnya saat kamu selesai saat pandemi Corona ini teratasi, ya saya harap saya harap, ya Terima kasih sudah mengundang saya Terima kasih, Kiki suda berbagi semuanya Sampai jumpa! sampai bertemu lagi Dah! dan sekarang saya akan mengakhiri pertemuan ini, ya Coronavirus ini memberikan kita tantangan canggung hahaha canggung tidak apa-apa, masih merekam saya tahu karena kita sudah mengucapkan salam berpisah tapi saya harus menemukan baiklah, ok tombol mengakhiri pertemuan ini Sepertinya ketemu terima kasih, dah terima kasih terima kasih dah