(Meniru kucing bakau) Barusan saya meniru seekor kucing bakau, yang sebenarnya lebih berbunyi seperti ini. (Suara kucing bakau yang sudah direkam) Ini adalah kucing yang suka air, suka mencari ikan, dan tinggal di ekosistem yang paling unik dan berharga di dunia: lahan basah dan hutan bakau di Asia Selatan dan Asia Tenggara. Mereka memancing dengan keren, bukan? (Tawa) Kucing bakau adalah satu dari sekitar 40 spesies kucing liar. Seperti macan dan singa, hanya lebih kecil. Mereka mungkin dua kali lebih besar dari rata-rata kucing domestik. Di Indonesia, orang memanggil mereka "kucing bakau," yang berarti "kucing di hutan bakau." Tapi saya lebih suka memanggilnya macan di hutan bakau. Kita tidak mengenal kucing bakau sebaik kita mengenal macan, tapi kita telah mengetahui bahwa mereka bisa menjadi spesies kunci bagi ekosistem yang penting secara global, dan umpan visual yang dikaitkan untuk konservasi. Apakah kalian sudah merasa terpikat? (Tawa) Seperti spesies terancam lainnya, kucing bakau terancam punah akibat hilangnya habitat, terutama karena besarnya permintaan dunia untuk budidaya ikan dan udang, dan penebangan hampir setengah dari hutan bakau di Asia Selatan dan Asia Tenggara. Hutan bakau, di samping itu, lebih dari sekadar habitat untuk kucing bakau. Hutan bakau adalah rumah untuk beragam spesies, seperti jakal, kura-kura, burung pantai, dan berang-berang. (Tawa) Bakau juga mencegah erosi tanah, dan dapat menjadi pelindung pertama dari gelombang badai, tsunami dan jutaan orang yang tinggal di sebelah hutan-hutan ini untuk bertahan hidup sehari-hari. Fakta yang lebih menarik -- harus saya katakan -- adalah bahwa bakau bisa menyimpan lima hingga sepuluh kali lebih banyak karbon dioksida dibandingkan hutan tropis. Melindungi satu are hutan bakau sama seperti melindungi lima are atau lebih hutan tropis. Maukah Anda menyingkirkan seluruh jejak karbon dalam hidup Anda? Bakau bisa menawarkan Anda salah satu cara terbaik untuk donasi konservasi. Penggundulan hutan, kepunahan, dan perubahan iklim adalah masalah global yang bisa kita atasi dengan menghargai spesies-spesies dan ekosistem-ekosistem kita dan dengan berkerja sama dengan warga lokal yang tinggal di sebelahnya. Ini adalah salah satu dari tiga delta di pesisir India Selatan di mana komunitas-komunitas bersatu untuk mengubah wajah dan mungkin, nasib planet ini. Dalam kurang dari satu dekade, dengan dukungan internasional, departemen kehutanan dan komunitas lokal bekerja sama dan berhasil mengubah lebih dari 20.000 are tambak udang dan ikan yang tidak produktif kembali menjadi bakau. Sekitar lima tahun lalu, tebak siapa yang kami temukan di daerah restorasi bakau ini? Saat kami membagikan gambar-gambar kucing bakau ini dengan warga lokal, kami berhasil membuat warga lokal bangga atas spesies terancam punah dan ekosistem yang dihormati dunia, di lahan belakang mereka. Kami juga berhasil membangun kepercayaan dengan beberapa orang untuk membantu mereka mencari mata pencaharian alternatif. Ini adalah Santosh, seorang remaja 19 tahun yang tidak hanya menjadi profesional di bidang konservasi setelah bekerja dengan kami untuk setahun tapi juga telah melibatkan nelayan lokal dalam mempelajari dan melindungi kucing bakau. Ini adalah Moshi, seorang pemburu di sukunya, yang bukan hanya berhenti memburu dan menjadi salah satu konservasionis kebanggaan kami, tapi juga menggunakan pengetahuan tradisionalnya untuk mengedukasi komunitasnya agar tidak memburu kucing bakau, berang-berang dan berbagai spesies lain yang terancam punah yang tinggal di hutan bakau di belakang rumahnya. Petani ikan dan udang, seperti Venkat, sekarang bersedia untuk bekerja sama dengan kami para konservasionis untuk menguji panen yang berkelanjutan dari ekosistem seperti kepiting, dan bahkan madu, dari pohon bakau. Imbalan yang membuat mereka melindungi dan menanam bakau kembali yang telah hilang. Semua pihak menang untuk kucing bakau, warga lokal, dan komunitas global. Cerita ini menunjukkan bahwa kita dapat menjadi bagian dari masa depan saat kucing bakau dan hutan bakau yang hilang dilindungi dan dikembalikan oleh nelayan, menciptakan penyedot karbon yang bisa membantu mengimbangi jejak ekologis kita. Jadi walau kucing bakau kecil, saya berharap kita menganggapnya sebagai sesuatu yang besar. Sesuatu yang dapat kita semua investasikan untuk membantu menopang hidup kita di bumi sedikit lebih lama. Atau seperti yang teman kita ini akan katakan ... (Suara kucing bakau yang sudah direkam) Terima kasih. (Tepuk Tangan)