Return to Video

Meditasi Batu Kerikil

  • 0:01 - 0:04
    Untuk bermeditasi batu kerikil,
    kita coba mencari tempat yang sepi,
  • 0:05 - 0:08
    tempat yang tenang
    di mana kita bisa santai.
  • 0:08 - 0:10
    Bisa di hutan seperti ini
  • 0:11 - 0:13
    atau kamar yang sepi di rumah kita.
  • 0:14 - 0:17
    Kita mungkin ingin duduk dengan
    beberapa anak muda lainnya
  • 0:18 - 0:21
    atau mungkin satu orang dewasa,
    dua orang dewasa,
  • 0:21 - 0:25
    yang bisa membantu
    berbagi pengalaman dengan kita.
  • 0:26 - 0:31
    Kita mungkin ingin menaruh kerikil kita
    dalam tas kecil.
  • 0:32 - 0:34
    Ini tas kecil saya dari India.
  • 0:39 - 0:42
    Dalam tas kecil,
    kita mempunyai empat batu kerikil.
  • 0:44 - 0:48
    Kita mengambil kerikil itu
    dan meletakkannya
  • 0:50 - 0:52
    di sebelah kiri kita.
  • 0:52 - 0:55
    Kemudian kita kembali
    pada nafas kita
  • 0:55 - 0:58
    dan menikmati kehadiran
    kita sendiri.
  • 1:05 - 1:08
    Dengan tangan kiri kita,
    kita mengambil kerikil pertama.
  • 1:09 - 1:12
    Kerikil ini melambangkan
    sekuntum bunga.
  • 1:14 - 1:17
    Kita bisa meletakkannya
    di tangan kanan kita
  • 1:21 - 1:25
    dan kita berlatih nafas
    masuk dan keluar.
  • 1:26 - 1:29
    Anda mungkin ingin berkata:
    Bernafas masuk,
  • 1:30 - 1:32
    aku adalah sekuntum bunga.
  • 1:34 - 1:37
    Bernafas keluar,
    aku merasa segar.
  • 1:38 - 1:40
    Bernafas masuk
  • 1:40 - 1:44
    kita adalah sekuntum bunga
    di dalam kebun kemanusiaan.
  • 1:45 - 1:48
    Ketika kita benar-benar hadir,
    kita segar.
  • 1:50 - 1:52
    Kita merasa kesenangan
    dalam diri kita.
  • 1:52 - 1:55
    Tidak ada kemarahan,
    kejengkelan.
  • 1:55 - 1:56
    Kita bisa
  • 1:57 - 2:00
    mengenggam kerikil-bunga
    dalam tangan kanan kita
  • 2:00 - 2:04
    dan membiarkan energi
    kesegaran datang.
  • 2:06 - 2:08
    Kita menutup mata kita.
  • 2:08 - 2:10
    Bernafas masuk,
  • 2:11 - 2:13
    aku segar bagai bunga.
  • 2:26 - 2:28
    Masuk,
  • 2:28 - 2:30
    aku adalah bunga.
  • 2:32 - 2:33
    Keluar,
  • 2:34 - 2:36
    segar.
  • 2:46 - 2:49
    Kemudian kita bisa meletakkan
    kerikil-bunga di sebelah kanan.
  • 2:57 - 3:01
    Dan aku telah merasa lebih segar
    dan lebih bahagia.
  • 3:03 - 3:07
    Kemudian aku menatap kerikil kedua
  • 3:10 - 3:12
    yang berbentuk seperti gunung.
  • 3:13 - 3:16
    Ini adalah kerikil-gunung.
  • 3:19 - 3:23
    Seperti bunga, kita bisa menyentuh
    kekokohan dalam diri kita.
  • 3:24 - 3:26
    Ini adalah kualitas
    dari sebuah gunung.
  • 3:29 - 3:32
    Kita mempunyai kerikil
    di tangan kanan kita.
  • 3:32 - 3:34
    Kita bisa memegangnya.
  • 3:35 - 3:38
    Kita bisa menutup mata kita
    dan berkata: Bernafas masuk,
  • 3:39 - 3:41
    aku adalah gunung.
  • 3:44 - 3:45
    Bernafas keluar,
  • 3:46 - 3:48
    aku kokoh bagai gunung.
  • 3:50 - 3:53
    Masuk, gunung.
  • 3:54 - 3:57
    Keluar, kokoh.
  • 4:09 - 4:11
    Kita menyentuh gunung
    dalam diri kita.
  • 4:12 - 4:16
    Kita merasa bahwa tidak ada apapun
    yang bisa menjatuhkan kita.
  • 4:16 - 4:20
    Kita merasa sangat stabil.
  • 4:21 - 4:22
    Apapun emosi yang muncul,
  • 4:23 - 4:26
    mereka tidak menjatuhkan kita,
    tapi kita cuma berayun
  • 4:27 - 4:30
    dan kita kembali pada akar kita
    sebagai gunung yang kokoh.
  • 4:30 - 4:35
    Seperti bumi terpendam
    dalam batu karang,
  • 4:35 - 4:37
    menjaga gunung
  • 4:37 - 4:40
    dengan stabil
    walaupun di tengah badai.
  • 4:44 - 4:47
    Kita meletakkan kerikil kedua,
    kerikil-gunung.
  • 4:51 - 4:55
    Kita bisa menyentuh
    kesegaran bunga lagi
  • 4:55 - 4:58
    dan sekarang kekokohan gunung.
  • 5:05 - 5:08
    Kemudian kita
    mengambil kerikil ketiga
  • 5:09 - 5:12
    yaitu air.
  • 5:15 - 5:17
    Ketika air itu tenang,
  • 5:17 - 5:20
    dia memantulkan segala sesuatu
    seperti apa adanya.
  • 5:21 - 5:23
    Seperti halnya kita melihat
  • 5:24 - 5:26
    danau pegunungan
    yang sangat tenang.
  • 5:27 - 5:31
    Kita bisa menatap dalam air
  • 5:31 - 5:34
    dan melihat ikan dan bebatuan
    yang ada di dalamnya.
  • 5:34 - 5:38
    Kita bisa juga melihat pantulan
    dari gunung dan langit dari bagian atas.
  • 5:39 - 5:41
    Jadi ketika pikiran kita tenang,
  • 5:41 - 5:45
    kita bisa seperti air pegunungan.
  • 5:50 - 5:52
    Aku meletakkan kerikil
    di tangan kanan
  • 5:53 - 5:56
    dan aku berkata:
    Bernafas masuk, aku adalah air.
  • 5:58 - 6:02
    Bernafas keluar, aku
    memantulkan hal apa adanya.
  • 6:05 - 6:07
    Masuk, gunung (air).
  • 6:10 - 6:12
    Keluar, memantulkan.
  • 6:24 - 6:27
    Ketika pikiran kita tenang
    kita bisa melihat kesedihan kita,
  • 6:27 - 6:29
    kesenangan dan
    kebahagiaan kita,
  • 6:30 - 6:33
    seperti saat kita bisa melihat
    dengan dalam dalam air jernih.
  • 6:39 - 6:42
    Saya meletakkan kerikil-air
    di bagian kanan.
  • 6:49 - 6:53
    Dan aku merasakan lagi bunga
    yang membuatku merasa segar,
  • 6:54 - 6:57
    gunung, aku kokoh.
  • 6:59 - 7:01
    Dan air
  • 7:02 - 7:05
    di mana pikiran tenangku
    memantulkan hal apa adanya.
  • 7:07 - 7:10
    Kerikil terakhir, diambil
    dengan tangan kiriku,
  • 7:11 - 7:13
    adalah ruang.
  • 7:18 - 7:20
    Ruang mewakili kebebasan.
  • 7:21 - 7:24
    Ketika aku bebas,
    aku benar-benar bahagia.
  • 7:26 - 7:29
    Aku suka bernafas,
  • 7:29 - 7:32
    merasakan ruang
    di dalam diri sendiri,
  • 7:34 - 7:38
    dan tidak dihentikan
    oleh apa pun.
  • 7:38 - 7:41
    Ruang tidak menghentikan diriku.
  • 7:41 - 7:44
    Ruang membebaskan pikiranku
    menjadi terbuka lebar.
  • 7:44 - 7:46
    Seperti langit.
  • 7:48 - 7:53
    Aku menutup tanganku
    pada kerikil-ruang ini.
  • 7:55 - 8:00
    Bernafas masuk, aku
    melihat diriku sebagai ruang.
  • 8:04 - 8:06
    Bernafas keluar,
  • 8:06 - 8:08
    aku bebas.
  • 8:10 - 8:13
    Masuk, ruang.
  • 8:14 - 8:17
    Keluar, bebas.
  • 8:28 - 8:33
    Kemudian aku meletakkan kerikil
    di bagian kananku.
  • 8:38 - 8:42
    Kapan pun aku merasa
    sangat marah atau jengkel,
  • 8:42 - 8:44
    aku bisa mengambil kerikil-bunga,
  • 8:44 - 8:46
    meletakkannya di tanganku
  • 8:47 - 8:50
    dan menyentuh kesegaran bunga
    di dalam diriku.
  • 8:56 - 9:00
    Jika aku merasa takut
    atau tidak nyaman,
  • 9:00 - 9:04
    aku bisa mengambil kerikil-gunung,
    memegangnya
  • 9:05 - 9:07
    dan menyentuh kekokohannya.
  • 9:13 - 9:15
    Jika pikiranku tidak jernih,
  • 9:15 - 9:17
    jika banyak emosiku muncul,
  • 9:17 - 9:19
    aku bisa mengambil kerikil-air
  • 9:20 - 9:22
    dan mengenggamnya
    dalam tangan.
  • 9:23 - 9:26
    Pikiranku menjadi jernih
  • 9:26 - 9:29
    dan bisa memantulkan semua hal.
  • 9:29 - 9:31
    Aku bisa melihat jelas apa
    yang terjadi dalam pikiranku.
  • 9:32 - 9:34
    Kesedihanku,
    kesenanganku,
  • 9:35 - 9:37
    segalanya.
  • 9:41 - 9:44
    Saat aku merasa
  • 9:46 - 9:49
    aku tidak bisa melakukan
    apa yang ingin aku lakukan,
  • 9:49 - 9:52
    terperangkap, bosan,
  • 9:53 - 9:55
    Aku memungut kerikil-ruang.
  • 9:56 - 9:59
    Aku mengenggamnya dalam tangan dan
    seketika aku menyentuh kebebasan
  • 10:02 - 10:04
    dan aku merasa kebahagiaan besar.
  • 10:06 - 10:10
    Anda bisa membawa ini dalam tas kecil
    kemanapun anda pergi
  • 10:14 - 10:18
    dan semua ketakutan,
    kemarahan, kesedihan,
  • 10:20 - 10:24
    bisa dirubah menjadi kesenangan,
    kebahagiaan dan kebebasan.
  • 10:25 - 10:27
    Ini adalah meditasi batu kerikil.
Title:
Meditasi Batu Kerikil
Description:

Cuplikan film ini diproduksi oleh Peace Is The Way Films, mendukung film animasi mereka untuk anak-anak, orang tua dan guru, 'Menanam Benih: Kekuatan dari berkesadaran'
Thich Nhat Hanh's meditasi indah untuk segala usia, mengingatkan kita akan kesegaran bunga, kekokohan gunung, kejelasan air dan kebebasan. Dengan menarik dibawakan oleh biksu Plum Village, Thay Phal Luu.
www.peaceisthewayfilms.com

more » « less
Video Language:
English
Duration:
10:28

Indonesian subtitles

Revisions